14 April 2013

Sahabat Paling Krik! Sepanjang Masa


Sebelumnya saya mau mengenalkan teman saya, Heart. Saya mengenalnya pada acara kerohanian sekolah, dulu sewaktu masih jaman berseragam putih abu-abu. Lalu pertemanan kami berlanjut karena ternyata dia satu jurusan dengan saya. Sejak itu kami tak terpisahkan. Bertengkar, baikan, perang dingin, gencatan senjata, pisah kamar, baikan lagi. Mulai dari awal siklus, bertengkar, gencatan senjata dan seterusnya.

Dua tahun sebangku. Di akhir tahun dia memutuskan untuk indekost, dan berbagi kamar pula dengan saya. Ya, kalau ada orang yang ingin tahu saya seperti apa, Heart mungkin bisa menjadi salah satu orang yang layak menjadi rujukan selain Emak dan Babe saya. Hehe. 

Lima tahun yang lalu Heart memilih melanjutkan studi di kota kelahiran kami. Empat tahun dia lulus, kuliah yang normal. Sedangkan saya, ohoo … menyusul satu setengah tahun kemudian. Lalu satu setengah tahun yang lalu, tepat beberapa hari sebelum wisuda, dia menikah. Kurang lebih empat bulan yang lalu dia melahirkan anak perempuan cantik yang saya panggil Zizi (dia lebih suka memangggil anaknya sendiri dengan panggilan nggak gaul ala saya). Dan karena ponakan kecil saya itu, Heart memanggil saya Tante sekarang.

Kalau melihat kisahnya, dalam hal ini dia lebih progress dibanding saya kan? Ya itulah awal cerita ini.

Heart dan saya masih berteman sampai sekarang. Saya yang mengunjunginya karena saya lebih bebas dibanding dia. Kami masih sering berbincang-bincang via telepon, via sms, dan sebagainya. Obrolan ringan sampai yang berat, dan curhat tentu saja. Dia yang bahagia banget dengan putri kecilnya dan saya yang heboh banget dengan cerita-cerita lainnya. Ck!, kadang nggak penting juga.

Seperti pada sore itu. Baru berselang beberapa hari lalu kami ngobrol via sms. Maka ketika dia mengirim pertanyaan basa-basi, “Lagi apa Tante?”, saya balas singkat “Ngemil” (baru dapat cemilan gratis dari Mbak Yang Baik Hati).

Heart : Makan Tante, jangan ngemil terus.

Saya : Udah kok, Bu. Tenang aja. Btw, makasih ya udah care banget sama aku. Dari kemarin sms terus. (maksudku jam segitu apa dia nggak ribet ngurusin Zizi yang doyan makan ‘minum ASI’)

Heart : Lha mau sms siapa? Sms pacar juga udah diadep. Hahaha!

Saya : (krik!) :p

Heart : Kapan pulang?

Saya : Minggu depan mungkin. Ada apakah?

Heart : (mungkin mikirnya saya lama nggak pulang) Ini bocah kok betah banget sih di situ, bukannya udah lulus?!

Saya : Nungguin suami (sengaja membuat atmosfer makin krik!).

Heart : Jangan cuma teori dong! Buktikan! Oke, asal nunggunya jangan sampai enam bulan.

Saya : (krik! pangkat sepuluh)
….

Heart memang bukan kali pertama itu care dengan saya. Bahkan dalam setiap obrolan kami, kalimat yang makin krik! itu selalu dia singgung-singgung. Dari yang krik! pangkat satu hingga krik! pangkat sekian. Krik! pangkat sekian itu kadang-kadang terasa pedas juga. (Tahu nggak kalau sewaktu nulis kalimat ini saya ingin mengganti nama dia menjadi Heartkrik. Saya rasa lebih cantik. Qiqiqi!).

Bagi saya sih, biar makin krik! aja, dia tetap sahabat saya. Saya suka dia tetap care dengan sahabatnya. Saya bahagia dia bahagia. Bahkan saya berharap, persahabatan saya dengan Heartkrik, eh Heart maksudnya, tetap baik-baik saja sampai kakek nenek,  bahkan sampai di surga nanti (aamiin, insyaallah).

Baiklah, bersamaan dengan postingan tulisan ini, saya dengan hati yang sangat bahagia menganugerahkan pada sahabat saya yang satu ini predikat “Sahabat Paling Krik! Sepanjang Masa”. Semoga dia tak kalah bahagia menerimanya. Pada kesempatan yang lain, kalau saya sedang berbaik hati, saya akan memberikan gelar yang keren lagi untuk sahabat-sahabat saya yang lain.

2 komentar:

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)