21 Januari 2012

Mencari Judul


Acak-acak dokumen. Berharap ada satu atau dua inspirasi yang datang dan membantuku untuk keluar dari kegelapan ini. #hiperbola

Apa pasal?
Setelah berhari-hari memikirkan untuk ikut atau tidak ikut sayembara novel WR yang jatuh tempo eh bukan utang, yang deadline pada 30 April, akhirnya dengan kemantapan hati sembilan puluh koma sembilan puluh sembilan persen aku memutuskan untuk ikut. Ya, mumpung bara api semangat masih menyala-nyala dan masih sehat jiwa dan raga mengapa tidak?

So, pagi ini sepulang kajian dari Masjid Nurul Huda Islamic Centre mulai menyalakan laptop. Mengobrak-abrik lagi dokumen yang kuberi nama file KARYA. Sekaligus mengobrak-abrik tatanan buku yang sudah kutata rapi sekitar tiga hari yang lalu. #sekaligus membuktikan bahwa kamarku lebih baik berantakan daripada rapi tapi diberantakin lagi#.

Yak! Ketemu juga akhirnya buku yang kira-kira bisa dijadikan referensi. Satu, dua, tiga, empat.... Waduh, banyak bener yang harus dibaca. Padahal ideku cuma singkat, padat dan jelas. Kuambil satu yang paling mendekati. #Sstt...coba skripsi dengan semangat seperti ini, pasti segera selesai :-/

Tapi sampai sesore ini belum menemukan sesuatu yang kucari. Simpel sih, aku cuma cari judul! Judul yang chic dengan ide yang sudah mulai berloncatan kesana kemari.

Yeee...akhirnya nemu juga. Judul pertama : Masih Ada Cinta di Hati Runi #asli yang ini nggak nyambung sama ceritanya. Yang kedua : Hitam Putih. Nah, jadi bingung akhirnya. Orang intinya cuma mau bilang habis gelap terbitlah terang. Tiba-tiba terlintas, gimana kalau pakai judul yang itu saja? Huh! Plagiat punya Ibu Kartini dong! Nggak mau lah! Nggak kreatif amat.

Akhirnya....
Akhirnya sampai detik ini juga belum ketemu judul yang pas untuk calon novelku itu. Nulis sih tetep berlanjut. Cuma rasanya ada yang janggal kalau belum plong hatinya dengan menemukan judul yang pas. Setidaknya kalau sudah ada judul, ada sesuatu yang diperjuangkan. Ini lho calon novelku. Keren kan?

Tapi pembaca yang baik, 
Sebaiknya kalau membaca ini jangan terpengaruh. Memangnya harus ada judul dulu baru nulis cerita? Nggak sih. Yang ini suka-suka aja. Pilihlah gayamu sendiri yang membuatmu tetap bersemangat menulis. ^^v

19 Januari 2012

Lomba Menulis Cerita Mini (Cermin) 2012


Persyaratan Umum:
Lomba ini terbuka untuk semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa, maupun umum.
Tema cerita: “Indahnya Peduli, Nikmatnya Berbagi”
Cerita diangkat dari kisah/pengalaman nyata, baik dialami sendiri maupun orang lain.
Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu judul.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia literer (indah, menarik, mengalir) dan komunikatif.

Bahasa gaul dan bahasa daerah/asing  boleh digunakan untuk segmen dialog para tokohnya –

jika itu diperlukan dan sesuai dengan tema.
Naskah yang dilombakan harus asli (bukan jiplakan) dan belum pernah dipublikasi.
Persyaratan Khusus:

Naskah diketik di ukuran A4, diketik berjarak  1,5  spasi,  font 12, huruf Times New

Roman/Tahoma,  panjang naskah maksimal 6000 characters (with space).
Lampirkan mini-biodata pengarang (di bawah naskah), foto diri berwarna, dan scan identitas diri

yang masih berlaku (KTP/SIM/KTM/Kartu Pelajar).
Naskah cerita yang dilombakan beserta persyaratannya dikirim via e-mail ke:

ilmanafiapeduli@gmail.com dalam attachment (lampiran).
Batas akhir pengiriman naskah pada tanggal 18 Pebruari 2012 Jam 21.00 WIB.
Sebanyak 20 pengirim naskah tercepat akan mendapatkan 1 eks majalah Islami MUTIARA

terbitan LAZ Ilmanafia Peduli.
Pemenang  lomba akan diumumkan pada tanggal 26 Pebruari 2012 dalam acara Seminar

Motivasi "7 Keajaiban Langit".
Hadiah untuk Pemenang:
Pemenang I – Tropi + Paket buku bacaan senilai Rp 750.000,-
Pemenang II – Tropi  + Paket buku bacaan senilai Rp 500.000,-
Pemenang III – Tropi + Paket buku bacaan senilai Rp 250.000, -
5 (lima) Pemenang Harapan masing-masing mendapat paket buku senilai Rp 50.000,- dan

Piagam Penghargaan.
Dewan Juri:
Wiwid Prasetyo (Novelis Semarang)
Dian Nafi (Penulis, owner Hasfa Publishing)
Badiatul Muchlisin Asti (Penulis, owner Oase Qalbu Group)
Hal-hal lain:
Keputusan Dewan Juri bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat.
Dewan Juri berhak membatalkan pemenang bila dikemudian hari ternyata diketahui dan terbukti

naskah yang dilombakan berasal dari plagiat karya orang lain.
Lima puluh nominator pemenang lomba akan diundang dalam event seminar motivasi "7

Keajaiban Langit" sekaligus pengumuman pemenang lomba.
50 naskah terpilih akan dibukukan, namun penulis tidak mendapatkan contoh terbit, karena

buku akan dicetak dalam konsep Print on Demand (PoD).
Keuntungan penjualan buku seluruhnya akan digunakan untuk kepentingan sosial melalui LAZ
Ilmanafia Peduli.  


Sumber : http://ilmanafiapeduli.com

18 Januari 2012

Oh pinjam meminjam


"........... Sebel!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Pinjam punya orang lain makek seenaknya sendiri. Dia tahu nggak sih kalau itu barang juga harus dirawat sebaik-baiknya, apalagi punya orang!........" 


Terkadang sulit memang jika dalam kehidupan sehari-hari ada saja teman yang iseng meminjam ini itu. Pernah bahkan sering mengalaminya. Pinjam laptop, pinjam modem, pinjam motor, pinjam buku, pulpen, pensil, jilbab, bahkan rok. Ya apapun yang bisa dipinjam. Nggak enak sama teman sendiri. Dia sudah bilang, "Kak, pinjam rok. Rokku habis nggak ada yang bersih. Basah semua kehujanan." Terus aku masih punya rok bersih, nggak tega buat berbohong cari aman. Ya sudah, dengan mengikhlaskan diri dan mengharap dapat kebaikan, akhirnya itu rok dipinjamkan.


Eh, tahu-tahu besok kembali dalam keadaan bagian bawah rok sobek-sobek padahal kemarin masih baik-baik saja.


"Maaf, Kak. Roknya kemarin nyangkut di pohon."


Hhaaaaa??????? Bagaimana bisa???? Memangnya roknya diapain??????????


Oke sih. Mungkin itu bukan suatu kesengajaan. Si peminjam rok mungkin sedang buru-buru atau gimana dan dia nggak sengaja nyobekin roknya. Yang ini masih ada ampun. Setidaknya dia mau jujur dan meminta maaf. 


Baiklah. Biarpun nyesek nasi sudah menjadi bubur.


Bagaimana seharusnya etika kita meminjam barang orang????


Ya, pertama harus ngomong dulu nih sama yang punya. Emang punya neneknya asal pakai aja. Lah, orang punya nenek aja kita juga harus ngomong. #kalau si nenek masih hidup.


Kedua, tentu memakai seperlunya. Namanya juga orang pinjam, kalau sudah selesai ya balikin. 
#tapi aku belum selesai nulis, dan tinta pulpennya juga belum abis. Jangan dibalikin dulu dooong!!!
Eh, pinjam pulpen apa malak pulpen sampai tintanya nunggu habis??????? Dasar peminjam nggak tahu diri!


Ketiga, rawatlah barang pinjaman itu seperti kamu merawat barangmu sendiri. 
Tentu kamu sayang sama barang-barang yang kamu punya kan? Laptopku nggak boleh kena debu, kameraku nggak boleh kena air, jam tanganku nggak boleh kepanasan #aih!, jilbabku nggak boleh kena noda, baju putihku jangan kena luntur ya, bukuku jangan sampai ada lipatan. bla...bla...bla....
Nah, tentu orang lain yang punya barang juga pengennya kayak gitu. Dia kan beli barang itu karena butuh, karena sayang, karena ... ya karena alasan tertentu. Meskipun kalau itu barang rusak mungkin bisa beli lagi, tapi kan nggak segitunya juga kallleeee.


Keempat, ya segitu dululah. Mungkin kita sendiri juga udah pinter buat menjaga barang yang kita pinjam dari orang lain. 
Oya, kalau ada orang lain yang ingin meminjam barang yang kamu pinjam, jangan lupa bilang dulu sama yang punya. Biar nggak nyasar kemana-mana tuh barang.


Terus gimana doong kalau barang terlanjur ilang? Ya mau bagaimana lagi. Berdo'a aja barang itu ditemukan orang yang tepat dan dimanfaatkan sebaik-baiknya.




*btw, jadi ingat aku pernah pinjam barang dan ada yang belum tak kembalikan. Semoga masih sempat bertemu orangnya. #pengingatan buat diri sendiri. :(

16 Januari 2012

Lomba Menulis di Blog Bertema “Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari”


Deadline:25 Januari 2012.
      Sahabat Mizan, kumpulan cerpen Dewi ‘Dee’ Lestari -novelis perempuan berbakat Indonesia- yang berjudul “Filosofi Kopi” terbit di Bentang Pustaka (Kelompok Mizan) bulan ini. Novelnya yang berjudul “Perahu Kertas” juga telah mulai digarap menjadi sebuah film.
Dewi ‘Dee’ Lestari telah membuktikan karya-karya sastra berkualitas dan terbaiknya lewat novel-vovel best seller yang diantaranya; Supernova, Akar, Petir, Recto Verso, Madre, juga Perahu Kertas dan Filosofi Kopi. 


Prestasi luar biasa yang diperoleh oleh Dewi ‘Dee’ Lestari tentunya menginspirasi Sahabat  Mizan, khususnya yang memang menyukai karya-karya fiksi dan lebih khusus lagi karya-karya Dewi ‘Dee’ Lestari.


Nah, kali ini Sahabat Mizan bisa menuliskan pertanyaan, pernyataan, apresiasi, kekaguman atau juga saran untuk Dewi ‘Dee’ Lestari’ dan karya-karyanya dalam bentuk surat di blog Sahabat Mizan masing-masing dan akan mendapat hadiah paket buku Dewi ‘Dee’ Lestari’ dari Mizan.com dan Bentang Pustaka.


Karena Mizan.com mengadakan lomba menulis di blog dengan tema “Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari”.
Syarat dan ketentuannya:


Tema lomba adalah “Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari”.
Peserta adalah followers dari akun Twitter @mizandotcom dan fans dari Facebook page Mizan.com.
Periode blog post yang dibuat oleh peserta adalah selama tanggal 13 Januari – 25 Januari 2012.
Tempat publikasi blog post adalah blog dengan berbagai platform blog (wordpress, blogspot, posterous, tumblr, dagdigdug, blogdetik, self-hosting, dll) yang bisa dipilih salah satunya.
Naskah “Surat Untuk Dewi ‘Dee’ Lestari” memuat 200 - 400 kata atau 1500 - 3000 karakter (tanpa spasi). Ditulis dengan bahasa Indonesia dengan gaya bahasa bebas (sebagaimana menulis surat).
Tulis nama lengkap peserta (pengirim surat) di bagian bawah surat. Dan tepat di bawah nama lengkap peserta (pengirim surat), dicantumkan tulisan “Untuk: Mizan.com” (dengan di-link ke www.mizan.com). Contoh: Dari    : Rahmatika Dewi   Untuk : Mizan.com
Blog post wajib memuat kata “novel” yang di-link ke www.mizan.com.
Di bagian atas tulisan wajib diberi keterangan “Untuk Blog Contest Mizan.com” yang di-link ke www.mizan.com.
Peserta boleh membuat lebih dari 1 tulisan.
Link postingan dikirim ke email redaksi@mizan.com dengan subjek email “Blog Contest” dan dikirim selambat-lambatnya 25 Januari 2012.


Penentuan pemenang oleh tim juri dari Redaksi Portal Mizan.com.
Blog contest ini tidak memungut biaya (GRATIS) dan terbuka untuk umum.
Pengumuman pemenang pada Rabu, 27 Januari 2012.


Hadiah:
3 Paket Buku Karya Dewi ‘Dee’ Lestari’ (Perahu Kertas, Madre dan Filosofi Kopi) untuk 3 orang pemenang.
Info ini dikirimkan oleh: Iyya Maliya


NB ! Silahkan Copy paste, dengan tetap mencantumkan sumber dengan backlink ke blog info-lomba.com juga. Trims :-)
http://www.info-lomba.com/2012/01/lomba-menulis-di-blog-bertema-surat.html?spref=fb

14 Januari 2012

Naskah Berbagi Kisah: yang patut dikenang dari kampus orange

Menjadi peje pengumpulan naskah ternyata ada tidak enaknya juga. Kadang-kadang udah sampek mentog . Teriak-teriak sampek telinga sakit nggak ada yang dengerin. Huft, padahal awal-awaL semangatnya sungguh luar biasa. Tapi memang belum sampai deadline sih! Ya positif thinking, masih pada mencari inspirasi untuk tulisan yang menarik barangkali. Harapanku sih nanti gitu. Biarpun munculnya belakangan, nanti naskahnya benar-benar yang kualifaid. Haha....

Dan tarrrraaaa...kiriman pertama loh ini. Psst...jujur nih, aku belum minta izin buat diupload. Hehe, tak apalah. Nanti aku bilang sama dia. So? so...so...so...simak deh! d^_^



Bulan 8,  Saat Sempurna untuk Tebar Pesona…

Lima kali bulan delapan telah ku lalui. Sebenarnya agak memalukan tetapi lebih banyak kebanggaan yang dapat ku ceritakan. Bermula dari Afiliasi, sampai berganti nama menjadi osmaru. Di gerbang selamat datang ini,awalnya  aku disambut bagaikan pejabat (atau artis ya..) dan empat kali berikutnya aku menyambut bak maniak.

2007: Akukah yang Kau Cari ??
Tebar pesona itu ku lakukan secara pasif. Karena memang tak perlu ada ekspresi apapun selain hanya mejadi adik maru yang patuh. Menjadi mahasiswa, lebih tepatnya sudah diresmikan statusnya sebagai mahasiswa FISIP memiliki sebuah konsekuensi berbagai pilihan. Di bulan delapan yang pertama ini, aku sudah terpesona dengan keberagaman yang disajikan. Dan pastinya, aku juga ikut mempesona beberapa penyambut. Dan kondisi saling inilah (mempesona dan terpesona) yang akhirnya mampu mengantarkanku pada pilihan untuk berada dalam sebuah entitas.

Pesona pertama hadir dari display semua organisasi mahasiswa, sebenarnya sama saja dengan berbagai ekstrakurikuler yang pernah ku ikuti. Bedanya hanya kualitas kebebasan yang lebih terasa daripada ketika masa sekolah. Jadi ingat, kata-kata Guru SMP dulu ketika kita pernah meminta sebuah kebebasan untuk menyelenggarakan MOS untuk siswa baru, beliau berkata ‘besok akan ada saatnya, kebebasan menjadi milik anda. Saat Tk, Guru akan memantau 100% setiap aktivitas, beranjak SD 75% pemantauan Guru akan membersamai, SMP 50% kegiatan adalah tanggungjawab Guru, SMA nanti 25% dan di Perguruan Tinggi, saat status anda mahasiswa, anda akan memiliki 100% kebebasan untuk anda memiliki tanggungjawab atas pilihan yang telah anda pilih sendiri’. Dan, ternyata memang terbukti. Prosentase-prosentase itu tak sekadar teori.

Now or never, tema yang menjadi jargon dan terngiang sampai sekarang. Itulah pesona kedua yang mampu menegaskanku dalam setiap pilihan. Terutama jika harus berpikir cepat. Karena waktu akan selalu berlalu cepat, dan tidak ada kesempatan kedua dengan keadaan dan kondisi yang sama. Sekarang atau tidak sama sekali, memberikan pengaruh untuk bersegera meraih kebaikan-kebaikan. Karena setiap yang ada di hadapan kita adalah kesempatan, jangan pernah kita anggap sebagai beban.

Menemukan hal-hal baru yang luar biasa, optimisme yang menggelora pun muncul. Menjadi satu dari sekian banyak mahasiswa dari berbagai pelosok negeri, berkenalan dengan dunia kampus, mendekati sudut-sudut terindah FISIP. Semuanya mempesona, dan kelamaan aku tak sekadar terpesona tapi sudah jatuh cinta. Lalu kutanyakan pada diriku sendiri ‘Akukah yang Kau Cari??’ sebagai pertanyaan bagaimana aku harus membawa diriku pada cinta ini. Serta bagaimana aku harus berkorban untuk memperjuangkan cintaku.

2008: Belajar Menebar Pesona
Bulan delapan kedua, untuk pertama kalinya aku harus berlaku mempesona. Dengan tingkat percaya diri dan kesadaran penuh, aku mencantumkan namaku sebagai tim tebar pesona (panitia osmaru 2008.red). Pada masa itu, aku diberi tugas untuk menjadi sekretaris yang sekaligus menjadi tim perizinan semua hal yag berkaitan dengan pelaksanaan Osmaru. Sebenarnya tidak nyambung juga, tapi dipaksa nyambung ternyata dapat berjalan juga.

Bersama saudari-saudariku, Yurista, Leila, dan Eno (semuanya Kom’07), kami mampu menjalankan tugas ini. Aku dan Leila lebih ditugaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan perizinan ke jajaran Dekanat dan Birokrat lain di FISIP. Di sinilah awal tebar pesona ke pejabat kita lakukan. Pendekatan mulai dari ke Pak Dekan sampai petugas pemegang kunci harus dapat berjalan. Dan, berhasil. Berbagai kemudahan kami dapatkan, mulai dari pinjaman uang, ngeprint gratis, data maru paling update,dan sebagainya. Selain juga, mendapat perpanjangan waktu untuk KRS di bagian pendidikan. Dari kerjasama yang sebentar ini, ternyata berlangsung sampai sekarang. Minimal, aku dikenal sampai sekarang sebagai anak BEM (walaupun sejak Kabinet Bersahabat 2009 sudah tidak bergabung di BEM).

Bagaimana belajar tebar pesona itu??

Ada sebuah kesempatan yang tak terlupakan. Aku tampil di depan tak sekadar sebagai penggenap dalam display LKI, BEM ataupun narsis panitia. Tapi aku ikut bergabung dalam NARUTO (nasyid rongewu pitoe atau narsis rongewu pitoe ya), kebetulan hari itu hari Jum’at dan kami berkesempatan show perdana sekaligus pamungkas di moment Osmaru.’Menjadi Diriku’ saat itu benar-benar menjadi diriku (sangat terinternalisasi) dan mampu mengalirkan energi percaya diri untuk adik-adik.

Liriknya sebagai berikut: (bagi yang lupa atau belum tau sama sekali)

Tak seperti bintang di langit, tak seperti indah pelangi..
Karena diriku bukanlah mereka, ku apa adanya
Wajahku kan memang begini, sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukan mereka, ku apa adanya
Menjadi diriku dengan segala kekurangan, menjadi diriku atas kelebihanku
Terimalah aku seperti apa adanya, aku hanya insan biasa. Tak mungkin sempurna…
Tetap ku bangga atas apa yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati, Anugerah hidup yang ku miliki
’Menjadi Diriku’_Edcoustic

2009: Pesona Ketegasan dan Misi Mengisi Pundi-pundi LKI
Aku kembali tergabung dalam gawe Osmaru ini karena adanya delegasi dari LKI, lembaga yang telah aku ikuti sejak pertama melangkahkan kaki ke sini. Bukan seperti pada saat pertama ketika masih belajar tebar pesona, pada tahun ini aku harus benar-benar memberikan kesan pada setiap adik yang melihatku.Aku diberikan amanah menjadi staf sie acara.

Berbincang tentang jobdesk, ada sebuah tugas di Osmaru 2009 ini. Sebagai staf sie acara aku juga turut bertanggungjawab atas kelancaran acara. Aku bekerjasama dengan orang-orang baru, termasuk adik-adik 2008 yang membutuhkan bimbingan. Tim Acara ini terdiri dari Rahma, Dimas, Hartono, Ikhsan, Farisda, Phytag dan Zahra; tujuh orang yang harus mengendalikan acara selama tiga hari. Sesuai karakter, akhirnya sepanjang tiga hari aku didaulat untuk menjadi Timer. Dan posisi inilah yang menjadi proklamasi penguatan atas karakter tegas dalam diriku.

Protes dan pujian menjadi respon atas ketegasan itu. Tapi tak apalah, untuk kebaikan bersama, aku menerima setiap pro dan kontra. Ada sebuah pernyataan dari seseorang yang berasal Ormawa X, disampaikan pada akhir 2010, dia menyatakan bahwa aku sangat galak dan membuatnya takut pada saat Osmaru. Tak dapat dibayangkan kalau kita akan saling mengenal bahkan bekerjasama. Beberapa maru yang akhirnya menjadi adik AAI pun tidak membayangkan akan mendapat mentor yang ganas di depan forum tetapi lembut dalam penyampaian asistensi. Atau juga beberapa maru yang kemudian ikut dalam magang LKI, mereka pun pada awalnya sangat takut untuk berada dekat denganku. Tetapi pada akhirnya mereka semua memahami, bahwa apa yang ditampilkan di depan tidak selamanya akan tertampilkan. Manusia memiliki berbagai sisi untuk dapat memainkan karakternya sesuai tuntutan peran yang seharusnya.

2010: Pesona FRAKSI dan Ibu Peri sampai Moewardi
Saat itu, aku semester 7. Generasi-generasi baru sudah banyak bermunculan, akan tetapi peran dalam proyek osmaru ini masih membutuhkan sentuhan pasif kami. Aku sebagai orang yang masih mempunyai kecintaan akan Osmaru memberikan kesadaran lagi untuk mendaftar sebagai Pendamping, yang bertugas membersamai adik-adik maru sepanjang Osmaru. Pastinya sambil tebar pesona juga.

Pertama kali, yang paling ku ingat adalah pertanyaan salah satu adik maru putra tentang amanahku. Dia menebak, aku adalah seorang ketua akhwat di rohisnya FISIP. Ya, dia benar, tetapi langsung dibantah sendiri dengan mengatakan ‘Masa, gak nyangka. Emang FISIP separah apa?’. Ku jawab saja, masuklah Rohis dan buktikan sendiri separah apa keadaan FISIP. (Hingga saat ini, aku tidak pernah menemukannya di LKI dan aku meyimpulkan sendiri kalau dia lebih parah dari kondisi FISIP karena tidak berani ikut memperbaiki ‘parahnya FISIP’).

Pada perjuangan kali ini,acara juga melewati hari Jumat, yang artinya ada sesion khusus untuk putri. Aku, yang memang masih beramanah dalam lembaga sebagai pemimpinnya para akhwat (putri) mencoba mengajak semua elemen akhwat untuk bersama-sama tebar pesona. Menebarkan informasi tentang aktivitas-aktivitas kami, forum angkatan muslim, promosi FRAKSI secara besar-besaran, sampai pamer persahabatan kami. Jabatan kami pun tak luput untuk kami perkenalkan, semua itu hanya memiliki tujuan yang satu yaitu untuk mendorong adik-adik maru agar dapat ikut terlibat ormawa-ormawa yang kami ikuti.

Sebuah pertanyaan paling mengesankan adalah ‘Dimana sekre FRAKSI?? Kami ingin ikut kegiatan di FRAKSI’. Batinku pun hanya menjawab, FRAKSI memang lebih popular dan lebih mempesona daripada LKI.
Di akhir acara, seperti biasa shock therapy dilakukan oleh SC dengan tujuan (barangkali) tebar pesona juga. Beberapa adik maru mulai over shock, dan dua diantaranya akhirnya pingsan akibat kepemilikan penyakit asma. Saat itu, tak terpikirkan apapun,. Secara heroik, aku lari ke depan dengan mengajak sahabatku, Diyah yang kebetulan berada di dekatku. Ada perasaan sangat tidak rela ketika melihat para cowok hampir mengangkat adik maru putri yang pingsan. Dengan teriakan yang cukup keras, aku menggagalkan niatan baik mereka dan pada akhirnya aku mengerahkan adik-adik maru untuk ikut mengangkat yang pingsan ini. Mereka hanya bisa melihat terpana, apalagi melihat keadaan kami yang terlihat payah juga.

Bersama Bu Yatmi, Diyah dan panitia lain yang aku juga tidak tahu sie apa, yang penting bisa mengemudikan mobil. Aku mengantarkan sampai ke UGD Moewardi. Sampai disini ternyata masih ada satu pasien lagi yang harus kami angkut. Singkat cerita karena agak lupa juga kronologi pasien kedua ini, aku berada di UGD Moewardi menunggu sampai mereka dijemput oleh keluarga mereka masing-masing.

Ternyata pengorbanan meninggalkan acara closing Osmaru 2010 membawa hikmah yang mendalam juga. Salah satu dari mereka pada akhirnya menjadi adik AAIku, yang di awal dia langsung menceritakan kesan pertama bertemu denganku yang katanya bagaikan ibu peri, dan satunya lagi merupakan putri dari Bu Endang (pendidikan), yang sampai sekarang aku selalu terlayani dengan baik jika harus berurusan dengan pendidikan.

2011: Pesona Seorang Ustadzah, Tempatnya Berkeluh Kesah
Pada hari ini kusempurnakan pesona yang memang sudah seharusnya tersempurnakan. Aku harus mengakhirkan segala tebar pesona untuk moment Osmaru ini. Inilah kesempatan terakhir itu, di awal semester 9. Waktu yang sebenarnya sudah tidak seharusnya aku membersamai di sini. Tapi masih ada kewajiban lagi yaitu menjadi mentor di pagi Ramadhan. Satu-satunya pekerjaan yang masih cukup bisa diterima logika. Dengan membahasakan diri diperbantukan, pagi itu tiba-tiba aku harus berubah seketika menjadi sosok ustadzah, tempat para maru bertanya dan berkisah. Pada awalnya, niatannya adalah promosi Biro AAI tapi pada akhirnya menjadi forum konsultasi. Mulai dari aspek Ibadah sampai pada aspek muamalah, berbagai ilmu Fiqh pun harus diasah dalam ingatan.

Dan, syukurlah semua dapat terlewati. Pertanyaan-pertanyaan mampu ku jawab, dan selanjutnya aku pasti lulus. Pertemuan pada saat itu memang singkat, tetapi mampu menebarkan pesona. Sampai saat ini, selalu ada pertanyaan yang mampir ke inbox hp menanyakan hal-hal yang berbau religi. Baik itu dari adik-adik AAI, adik mentor pagi maupun teman-teman mereka yang lain. Kalau boleh akan ku sampaikan, afwan jika sms adik-adik tidak dapat langsung direply, karena keterbatasan ilmu yang ku miliki. Jadi harus nyari-nyari dulu ke sumber yang valid. ^_^

Osmaru, selalu indah untuk dikenang. Apapun peran kita disana, selalu ada manfaat yang bisa kita berikan dan pastinya, kita peroleh. Untuk yang masih berkesempatan menikmati moment osmaru, selamat menebarkan pesona.

             Semoga, Osmaru FISIP 2012 masih ada tentara-tentara yang siap tebar pesona secara ikhlas… Jika segalanya Lillah, maka bonus dunia akan selalu mengikuti.*** (everest)

13 Januari 2012

True story: sepenggal kisah di kam(m)i


Semanis senyum KAMMI kammi

*Untuk lomba menulis flash true story of kammi shoyyub 2012

Dalam setiap perjuangan, pengorbanan menjadi hal yang selalu melekat. Jiwa, harta, tenaga, waktu, bahkan lebih ekstrem lagi, nyawa! Namun di baliknya, tersimpan rasa manis yang tidak pernah bosan untuk kita kenyam. Senantiasa akan menjadi hal yang teringat sepanjang masa. Dan perjuangan, akan mencetak para pahlawan yang namanya harum di setiap zaman.

Satu hal, yang bisa jadi tidak akan mudah kulupakan sepanjang hidup. Hal itu karena manisnya pengorbanan, juga karena indahnya ukhuwah yang menambah renyahnya snack kiloan yang menemani syuro’ kami. Masjid Nurul Huda menjadi saksi, betapa malam yang dingin diselingi rintik hujan tidak berarti apa-apa. Bahkan gelap gulita telah diterangi oleh semangat kami yang menyala-nyala.
Dauroh Marhalah 1 tinggal beberapa hari lagi. Konsep acara harus segera jadi, pembicara harus segera dihubungi, susunan acara harus sudah difiksasi. Namun sepertinya sudah tidak ada waktu lagi. Betapa pun, kami adalah mahasiswa yang memiliki amanah untuk kuliah sebaik-baiknya selain mengerjakan tanggung jawab di organisasi intra kampus. Dua hal itu seolah-olah menenggelamkan kami. Maka ketika siang hari tidak ada waktu untuk koordinasi, pilihan terakhir adalah bermalam di masjid Nurul Huda agar pengelola dauroh bisa bertemu.

Semangat. Itulah yang menggerakkan kaki-kaki kami untuk menerobos badai. Tidak masalah baju menjadi basah, tidak masalah menahan kantuk dan letih, apalagi dingin yang menggigil, semuanya lewat. Bahkan pada akhirnya syuro’ pun kami dimulai hanya dengan peserta beberapa orang akhwat dan satu orang ikhwan pada awalnya.

Semua karena Allah, semoga hanya itu yang terbersit dalam niatan kami, sesuatu yang berat menjadi ringan. Hanya dengan ini cita-cita kami akan terwujud, yaitu mengantarkan adik-adik kami ke pintu gerbang kaderisasi kammi.

Semua itu berbuah manis. Semanis senyum kami ketika selesai melantik para generasi penerus yang siap menggantikan kami di masa mendatang. Lelah kami terbayar dengan janji para anggota baru kammi yang siap membangun kammi.

Sebenarnya segala sesuatunya tidak hanya berhenti sampai di sini. Masih banyak kerja-kerja yang belum selesai untuk mencetak kader-kader kammi yang lebih berkualitas daripada kami. Setidaknya, dulu telah kami mulai. Jika kami sudah tak mampu lagi untuk melanjutkan karena usia akademis kami yang terancam selesai, harapan kami generasi luar biasa setelah kami mampu untuk melanjutkan perjuangan hingga akhir perjalanan nanti.

Akhirnya, terimakasih telah membaca narasi ini. Saya yakin, masih banyak kisah-kisah yang heroik dan bermutu yang pernah kalian ukir bersama kammi.

*untuk sahabat-sahabatku pengelola deem satoe pada saat itu,
terimakasih atas ukhuwah yang indah ini.

Solo, 17 Shafar 1433 H

5 Januari 2012

Buku Antologiku


Bahagia rasanya antologiku terbit lagi. Tidak bisa membayangkan kalau punya buku solo yang terbit atas namaku. Yah, beginilah harapan penulis pemula sepertiku. Baru punya antologi saja senangnya sudah minta ampun. Padahal cuma numpang nama doang dan satu naskah yang terseret dalam bukunya. *ngakak*
Nggak apa-apa deh! Namanya juga berusaha bukan?

Nah, untuk yang merah ini naskahku berjudul Janji Suci. Bercerita tentang cinta. Indahnya cinta akan terasa pada waktunya. :-D




Seratus delapan puluh persen cinta.


Dan ternyata ada sebuah kejutan lagi. Tidak tahu, tiba-tiba saja di tag gambar cover ini sama master WR. Siapa lagi kalau bukan pak pung terhormat. Senangnya lagi, dua tulisanku masuk di sana.



Antologi "Sekeping Cinta Dari Kampus Orange"

Berawal dari niatan kami untuk mengumpulkan kenangan-kenangan selama berinteraksi dengan teman-teman di kampus, akhirnya muncullah ide ini. Yeah, membuat satu buku antologi yang entah, nanti bisa diterbitkan atau tidak. Ah, aku senyum sendiri. Mengapa sampai jauh berpikir ke situ. Yang penting ada cerita, dikumpulkan, dikemas yang bagus, berikutnya dibagikan. Kalau pun bentuknya cuma dalam softcopy ya tidak masalah. ^_^


Lucunya ada temanku yang tertarik untuk ikut menulis. Aduh, nanti nyambung nggak ya??? Ammara, bagaimana aku membalas pesanmu???  :-D




Buku antologi “Sekeping Cinta dari Kampus Orange”

Kampus Orange, pasti banyak kenangan yang tergores di sana yang melukiskan jejak-jejak kita pada masa itu. Mulai sejak Osmaru hingga diwisuda. Bermacam warna yang termanifestasikan dalam canda, tawa, duka, air mata. Semua menjadi layak untuk dituliskan agar menjadi kenangan manis yang tetap terpatri dalam hati.
So??
Tuliskan kenangan termanismu yang paling berkesan selama menjalani masa-masa studimu di kampus orange.
Ketentuan :
1.      Bercerita kisah nyatamu (tuliskan dalam bentuk narasi, boleh dengan dialog). *INGAT! Kisah yang paling berkesan.
2.      Minimal 5 lembar dengan Font Arial 11 spasi 1,5. Kertas A4 dengan batas kiri, kanan, atas, bawah 3 cm (1,18 inchi).
3.      Dikirim ke email (di-attach)  sophiemutia@gmail.com dengan subject :  NAMA-JUDUL.
4.      Maksimal pengiriman tanggal 31 Januari 2012.
5.       Masing-masing orang akan mendapat 1 buku antologi “Sekeping Cinta dari Kampus Orange” (insyaAllah).
6.      Segala konfirmasi ke PJ antologi : Rahma Esti.



Salam kreatif
Tim antologi : Dee, Faris, Eno, Rahma, Isti

2 Januari 2012

Lomba Anjangsana-Komunitas Serambi Sastra (dl 19 januari 2012)

Lomba Anjangsana-Komunitas Serambi Sastra

By Aisyah Lsety Lina in ANJANGSANA-KOMUNITAS SERAMBI SASTRA (AKSS) · 


Dalam rangka 
soft opening grup Anjangsana - Komunitas Serambi Sastra (AKSS) mengajak semua teman berpartisipasi dalam masing-masing lomba yang kami selenggarakan. Event ini dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2011 - 19 Januari 2012.