28 Desember 2011

Lomba Menulis Cerpen dengan Tokoh Utama Pelajar (Season 2)

LOMBA MENULIS CERPEN DENGAN TOKOH UTAMA PELAJAR (SEASON II)


Alhamdulillah, antologi Pemenang Lomba Menulis Cerpen dengan Tokoh Utama Pelajar (season I) telah diterbitkan oleh Leutika Prio dengan judul MELODI CINTA PUTIH ABU-ABU. Atas permintaan beberapa orang teman melalui sms dan inbox, mengawali tahun baru 2012, Lomba Menulis Cerpen dengan Tokoh Utama Pelajar (Season II) kembali digelar.

PERSYARATAN LOMBA DAN KETENTUAN-KETENTUAN LAINNYA.


1. Lomba dibagi dalam dua kategori, PELAJAR dan MAHASISWA (UMUM).
2. Naskah diketik di kertas A4, spasi 1.5, Arial 11 pt, margin 3-3-3-3, maksimal 8 halaman.
3. Tema bebas (komedi/horor/cinta/persahabatan,dll), tokoh utama cerpen adalah Pelajar SMP/SMA/sederajat.
4. Naskah belum pernah dipublikasikan dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain.
5. Setiap peserta membayar pendaftaran Rp 10.000 + 3 digit terakhir nomor HP, misal, nomor HP adalah 085274244342, maka yang harus ditransfer adalah Rp 10.342.- (tujuannya untuk memudahkan pengecekan, bukti transfer tidak perlu dikirim).
6. Uang pendaftaran ditransfer ke BNI Cabang Payakumbuh, No : 0148125308 a/n Gusrianto
7. Di halaman terakhir naskah dicantumkan : Nomor HP, Jumlah dan tanggal transfer, nama akun FB (tidak perlu melampirkan biodata/profil dan foto).
8. Naskah dikirim ke email: uda_agus27@yahoo.com dan di cc-kan ke takeshi_manada@yahoo.com dengan subjek: LMC2_Judul_Kategori. Contoh: LMC2_Bintang Menari_Mahasiswa
9. Naskah diterima mulai 1 Januari 2012 sampai dengan 1 Maret 2012. Pemenang diumumkan 1 April 2012 di www.udaagusgithulho.blogspot.com
 dan di akun FB ‘Uda Agus Githu Lho’. Akan diambil 24 pemenang untuk dibukukan, 10 dari pelajar dan 14 dari mahasiswa (umum)
10. Juri lomba ini adalah Gus tf Sakai
11. Hadiah kategori pelajar:
- Pemenang 1 uang tunai Rp 150.000,- + paket buku
- Pemenang 2 uang tunai Rp 100.000,- + paket buku
- Pemenang 3 uang tunai Rp 50.000,- + paket buku
Hadiah kategori mahasiswa (umum):
- Pemenang 1 uang tunai Rp 200.000,- + paket buku
- Pemenang 2 uang tunai Rp 150.000,- + paket buku
- Pemenang 3 uang tunai Rp 100.000,- + paket buku

Note:
• Bagi yang tidak bisa transfer Rp 10.XXX,- bisa transfer Rp 50.XXX,- dan akan mendapatkan 1 eksemplar buku MELODI CINTA PUTIH ABU-ABU (Antologi Cerpen Pemenang Lomba Menulis Cerpen dengan Tokoh Utama Pelajar Season I)
• Pertanyaan lebih lanjut: inbox ke FB ‘Uda Agus Githu Lho’ atau sms ke 085274244342.





From (http://udaagusgithulho.blogspot.com/2011_12_01_archive.html)

25 Desember 2011

Kesan MCPA

Mengumpulkan kesan yang berserakan buat MCPA *melodi cinta kita putih abu-abu.

Ini dari sahabat yang telah menikmati MCPA lebih awal. Apa kata mereka?

Tha Artha - Poltekkes Kemenkes Surabaya- "...yang juara 1, wah...bahkan ide seperti itupun, aku tak pernah terpikir...
Layak!"

Ayya Nurhayani Nasution - SMA Muhammadiyah 2 Medan- "...cerita para juara bagus2. Cerpen 'ROBOT' masih meninggalkan kesan buat saya".




Yoha, apa kata yang lain lagi??? Silakan pesan dan baca dulu untuk membuktikannya.


ISBN: 978-602-225-162-0
Terbit: November 2011
Tebal: 183 halaman
Harga: Rp. 39.800,00


Hanya dijual online di sini

Mau? Mau? Mau? Yuk, order! 
Bisa lho mau nitip aku. 

mengapa bergabung dalam komunitas menulis?

Mengasah kemampuan (menulis) dalam komunitas



Seribu usaha dapat dilakukan untuk mengasah diri menjadi penulis. Salah satunya adalah bergabung dengan komunitas atau klub-klub menulis. Mau coba?!

Ada yang berpendapat bahwa penulis adalah profesi penyendiri, karena seringkali memerlukan kesunyian dalam berkarya, sehingga acap kali 'lupa' dengan orang lain. Benarkah?

Tidak juga. Buktinya cukup banyak komunitas penulis yang bertahan. Cukup banyak pula penulis yang lahir dan besar dari sebuah komunitas. Sebut saja misalnya Emha Ainun Najib, Korrie Layun Rampan, Linus Suryadi AG, yang bergabung di Persada Studi Club, sebuah komunitas yang banyak melahirkan penyair dan penulis terkenal, yang digawangi Umbu Landu Paranggi, penyair asal Sumba yang dikenal dengan julukan "Presiden Malioboro". Untuk contoh yang lebih anyar adalah lahirnya banyak penulis muda dari Forum Lingkar Pena (FLP), sebuah komunitas yang berdiri tahun 1997.

Walaupun tekad yang kuat, ketekunan, dan kerja keras diri sendiri adalah hal yang paling utama untuk menjadikan seseorang benar-benar jadi seorang penulis, namun dengan bergabung dalam sebuah komunitas, maka akan lebih mengasah kemampuan. Nah, apa saja yang bisa didapatkan dengan bergabung dalam sebuah komunitas penulis?

1. Saling mengkritisi karya. Biasanya dalam komunitas kita nggak perlu malu nyodorin karya kita untuk dibantai alias dibongkar dan dikritisi bareng-bareng kelebihan dan kekurangannya.

 2. Saling berbagi pengalaman menulis.Kiat-kiat menulis praktis bisa kita dapatkan. Apalagi kalau di komunitas itu ada penulis yang sudah berpengalaman.

3. Saling memotivasi, misalnya pede mengirim tulisan ke media massa. Bahkan info-info gimana cara mengirim tulisan, trik-trik kirim tulisan ke media, penerbit, juga sering kita dapatkan dalam sebauh komunitas.

4. Saling memberi semangat. Kalau karya kita ditolak, kalau lagi bete, bikin tulisan nggak jadi-jadi, ketemu teman sekomunitas bisa saling menyemangati!

5. Saling memberi informasi seputar kepenulisan, seperti lomba menulis, info menerbitkan buku, dan sebagainya.

Ada banyak hal lain yang bisa kita dapatkan dengan bergabung dalam komunitas menulis. Mau tahu? Gabung saja! :-).



(from Buku Sakti Menulis Fiksi, hal. 38-39).

23 Desember 2011

Telaga Biru


*Tulisan ini pernah diikutkan dalam lomba foto fiksi Leutika (tidak lolos)
Akhir Oktober 2011        



Telaga Biru

Aku telah jatuh hati pada aroma yang dibawa angin gunung ke telaga ini. Menghirupnya lama-lama membuatku seolah terbang ke alam lain yang mengerti apa mauku. Apakah ini surga? Ah, tentu tak semudah itu tiba-tiba aku ada di surga bukan? Ini masih di bumi, di tepi telaga biru tempat aku menjejakkan kaki menunggu kepulanganmu. 

--&--
Oktober 2010

                Kita kembali bertemu di sini. Memanjakan diri dalam rengkuhan angin sore di tepi telaga biru. Aku duduk tak jauh di sebelahmu. Memainkan dedaunan rumput yang tumbuh liar. Ini tahun kedua sejak kau kembali merapat ke kampung ini. Bercengkerama dengan batang-batang pohon di tengah rimba di sebelah telaga itu. Kau bilang itu bagian dari hidupmu.

Aku melihat rautmu mendadak berubah sendu, seiring was-was yang tiba-tiba menyergapku. Kau bilang harus meninggalkan rimba ini beserta seluruh penghuninya untuk sementara waktu. Kau bilang akan kembali lagi setelah menyelesaikan penelitianmu tentang spesies rimba di belahan bumi di luar sana. Aku mengangguk saja. Dan tetap menguarkan aura kebahagiaan untuk menutupi kegalauanku.

                “Gadis, aku minta kau menungguku. Aku punya sesuatu yang spesial untukmu di hari itu. Sebelas, sebelas, dua ribu sebelas.”

                Aku tersenyum tanpa jemu meskipun khawatir kalau-kalau kita tak bisa lagi menikmati angin di telaga biru ini bersamaan. 
--&--

Awal November 2011   
 
Sepuluh hari menuju hari itu. Ini adalah hari ketiga ratus enam puluh lima dalam hitungan kalenderku. Lingkaran merah-merah itu sudah tak punya tempat lagi kecuali aku membeli kalender baru untuk tahun yang akan datang. Tapi aku belum mau menggantinya. Biar lingkaran-lingkaran itu tak berpindah dari tempatnya dan aku tidak perlu melingkari banyak angka.

11 November 2011

                Aku berangkat, menyusuri jalan setapak ke telaga biru. Membawa setumpuk harapan dan rasa penasaran akan sesuatu yang spesial.

                Kuambil baju hangat. Lalu setengah berlari mencapai tepi telaga. Aku menyepi di salah satu sudutnya. Matahari tidak terlalu terik di bulan November. Apa karena masih pagi? Oh ya, tetesan embun di pucuk-pucuk rerumputan itu belum menguap. Benar, berarti ini belum terlalu siang.

                Masih berapa menit lagikah menuju jam sebelas? Aku menyesal meninggalkan jam tangan coklat di ruangan pribadiku. Seharusnya tadi kubawa agar bisa menghitung menit demi menit yang berjalan. Tapi sudahlah, kalau pun sudah jam sebelas pasti kau akan datang bukan? Aku percaya padamu. Demi melihat embun di pucuk rerumputan itu hatiku tak jadi galau.

                Sepasang mata menatapku dari jauh. Seorang bapak-bapak tua pencari kayu bakar. Ia melihatku seolah hendak bertanya. Apakah ada yang aneh denganku Pak Tua? Aku melempar senyum. Bapak itu lantas membalas senyum. Aku tak mengindahkannya lagi saat beliau melanjutkan pekerjaannya.

                Oh waktu, aku semakin penasaran saja. Jam berapakah sekarang ini? Kenapa matahari diam saja di situ tanpa mau memberitahuku? Kenapa titik embun itu pergi tanpa pamit padaku? Oh, harusnya tadi embun memberitahu dulu sebelum berlalu. Pada siapa aku akan bertanya tentang waktu? Sedangkan air di telaga itu diam seolah tak terusik dengan kehadiranku.

                Pak Tua yang tadi melambai padaku. Apakah dia juga akan berlalu?

                “Waktunya makan siang. Kalau berkenan silakan mampir di gubukku.” Dia menunjuk ke arah timur. Di mana matahari sudah meninggalkannya condong ke barat. Aku mengangguk sendu.

                Bisakah sekarang kuperkirakan duhai kau waktu? Telaga biru itu masih membisu. Angin kembali berhembus, mengusir sedikit khawatir dalam hatiku.
--&--
                Matahari berlalu. Lihatlah ia telah membunuh siang. Aku beranjak meninggalkan tempat dudukku di sela-sela rerumputan. Lihat, ada jejak kaki! Aku melepas pandang ke tengah telaga. Menelisik jawaban dari sunyinya tempat itu.

                “Hei telaga, jejak kaki siapa yang membekas di tepimu itu? Bukankah Pak Tua tadi tidak memakai alas kaki?”

                Aku menatap curiga ke telaga. Seseorang pasti telah kemari. Meninggalkan jejak kaki yang belum terhapus.      

                “Gadis,” katanya. “Maaf aku baru memberitahumu. Laki-laki bertopi itu sudah kembali. kemarin dia mengunjungiku. Berjalanlah terus ke arah sana, ada pita biru yang dia sematkan pada pohon mahoni.”

                Apa, jadi dia sudah ke sini lebih dulu? Oh, tidak mungkin dia salah dalam menghitung tanggal. Aku seratus persen yakin kalau ini tanggal sebelas! Yakin!

                Kudekati pohon mahoni yang ditempeli pita biru. Sedikit demi sedikit kukeluarkan gulungan kertas dalam sebuah amplop putih.

                Aku tidak dapat menyalahkan penglihatanku. Amplop itu berisi kertas bertuliskan beberapa kalimat dan selembar foto yang sudah usang, oh gambarnya kukira dibuat agak blur. Tak ada yang lain.

                GADISKU YANG CANTIK,
                PASTI KAU MENUNGGU HARI SPESIAL ITU. AKU TAHU KAU AKAN DATANG. MAAFKAN AKU TAK SEMPAT BERTEMU. TAPI AKU TAK AKAN INGKAR JANJI. KAU BISA LIHAT DI FOTO ITU KAN? AKU MENEMUKAN ANAK LAKI-LAKIMU DI RUMAH TUA PINGGIR HUTAN DI DEKAT TEMPAT PENGABDIANKU. YA, AKU TAHU MASA LALUMU. MAAF. TAPI KAU JANGAN BERSEDIH, AKU AKAN TETAP MEMANGGILMU GADIS.
                SALAM HANGAT DARIKU.

                 Aku pandangi lekat-lekat kertas dan foto itu. Sedikit demi sedikit bayangan yang tertangkap retinaku mulai kabur. Entahlah apa yang terjadi selanjutnya.***


Kita adalah Penulis

Sebenarnya setiap manusia itu adalah P.E.N.U.L.I.S. Penulis amalnya sendiri yang nantinya akan D.I.T.E.R.B.I.T.K.A.N oleh malaikat Raqib Atid dan D.I.L.A.U.N.C.H.I.N.G.K.A.N saat hari perhitungan kelak. Hanya mereka yang menulis sesuai tuntunan Al-Qur'an dan hadist-lah yang akan mendapatkan R.O.Y.A.L.T.I tanpa batas plus P.I.A.L.A S.U.R.G.A  A.W.A.R.D.S. So, mau dapat hadiah yang luar biasa itu? Mari perbaiki kualitas tulisan kita lewat iman dan taqwa. Sampaikan juga kepada penulis yang lainnya.

(Provokasi from Uda Agus Githu Lho).

Multi Role

Orang sukses selalu memiliki banyak peran dalam hidupnya.
Semakin banyak peran yang diembannya,
semakin besar tuntutan tanggung jawab dan risikonya.
Hebatnya, mereka mampu menjalankan dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan orang yang biasa-biasa saja,
memilih untuk tidak menerima banyak peran.
Kebanyakan lantaran mereka mencari aman,
ingin lepas dari tanggung jawab.

(Provokasi dari Guru Joni Lis Efendi per September 2011)

Beliau mungkin tidak tahu kalau provokasinya tetap kusimpan karena kebetulan waktu itu aku sedang galau karena tuntutan ini itu. Alhamdulillah membaca provokasi ini dan sukses kusimpan dalam file komputerku hatiku. Singkatnya aku terprovokasi dengan tulisan ini, akhirnya.

22 Desember 2011

FTS HARI IBU WR: AKU DAN EMAK

*tulisan ini diikutkan dalam Event HARI IBU WR 2011: FTS Kenangan Terindah Bersama Ibu
WR = Writing Revolution


Mungkinkah ini luka paling perih yang pernah kucicipi dalam sederet episode hidupku bersamamu, Emak?

Aku dilahirkan sebagai bungsu dari tiga bersaudara. Kakakku perempuan. Mungkin alasan itu yang membuat Emak ikut-ikutan mendadaniku seperti kedua kakakku. Atau entah alasan ketidakberadaan Emak secara ekonomi karena beliau adalah single parent. Ah, apa pun alasannya kenyataannya aku tetap tidak terima. Bagaimana bisa seorang anak-anak laki-laki dipakaikan gaun di tubuhnya layaknya seorang anak perempuan?

FISIP Meraung feat. KPU "Ojo Golput"

FISIP Meraung feat. KPU

 Ojo Golput

Sukseskan Pemilu FISIP 2011 (Ojo Golput)
Sukseskan Pemilu FISIP 2011 (Ojo Golput)
Sukseskan Pemilu FISIP 2011 (Ojo Golput)
Sukseskan Pemilu FISIP 2011 (Ojo Golput)

One man one vote artinya
Satu orang satu suara
Jangan mendiskriminasi
Jangan terprovokasi

One man one vote artinya
Satu orang satu suara
Masa depannya FISIP di tangan kalian
Dengan suara kalian

Apa jadinya FISIP?
Jika Kalian tak memilih
Apatis, tak peduli = tak berarti

By : FISIP Meraung feat. KPU & PPU Pemilu FISIP UNS '11

(ini dia lagunya)
http://www.4shared.com/mp3/YHb1VPLm/FISIP_Meraung_feat_KPU__PPU_Pe.html

21 Desember 2011

Selamat Hari Emak

Hari Ibu Emak. 

Tanggal 22 Desember. Iya, itu besok hari ini.
Mengingat kembali kisah perjuangan Emak (aku lebih suka menyebut Emak, terkesan lebih sederhana. Kerasa kan lokalitasnya? Hahaha....)

(Lagi) Melodi Cinta Putih Abu-abu

Yupz! Kali ini lagi-lagi promosi kumcer asyik yang satu ini. Yaaa, ikut-ikutan Uda Agus yang semangat 2011 '45 buat berkoar-koar promosi nih buku. Namanya juga buku keren dari penulis yang keren-keren.

Wihiiii!!!!! Nah, untuk menuntaskan rasa penasaran pembaca yang belum punya duit sempat beli, ini nih bocorannya. Simak ya!
Banyak yang bertanya, bercerita tentang apa saja cerpen-cerpen di dalam buku Melodi Cinta Putih Abu-abu itu dan siapa-siapa saja penulis yang tergabung di dalamnya? Berikut sedikit Review tentang buku Melodi Cinta Putih Abu-abu:

19 Desember 2011

D.U.K.U

Satu pengalaman pasti akan memberikan pelajaran tersendiri buat  yang mengalaminya maupun buat orang lain. Benar kan kawan??

Kamu pasti pernah mengalami hal ini?? Aku tentunya sering. Apalagi saat hati nyesek, dongkol, jengkel atau bertemu hal-hal yang tidak ideal (katakanlan dengan relasi, teman, dst.)


16 Desember 2011

Tak Ada Judul

Banyak sekali even-even lomba di akhir tahun ini. Banyak juga amanah yang harus diselesaikan. Apalagi skripsi yang menuntut untuk segera diujikan. Haaa...pusing deh jadinya. Belum lagi niatan untuk nulis satu novel solo yang targetnya harus selesai awal tahun 2012.

Ya paling tidak aku masih punya impian. Agar tetap ada yang menggerakkanku untuk beraktivitas.

14 Desember 2011

Parade Puisi


"DARI SOLO 1000 PUISI UNTUK IBU". Persembahan dari FLP Solo Raya, insya Allah hari Ahad,18 Desember 2011 jam 07.00-09.00 wib (Car Free Day), tempat : depan Loji Gandrung Jl.Slamet Riyadi. Target peserta : 1000 orang dari berbagai kalangan mulai dari siswa SD-SMA, mahasiswa, guru & umum. Puisi untuk Ibu bisa disiapkan dari rumah, tapi akan ditulis ulang di lokasi acara/bisa nulis langsung saat acara.

#Ayo, siapkan ungkapan cinta terbaik untuk ibunda dengan ikut berpartisipasi di acara tersebut. Datang langsung, ajak keluarga & teman-teman, bawa spidol juga boleh, ‘n kompak pake baju batik yukz! Uhuy..
"Ibu, di bawah telapakmu sungguh ada surga!"

(Dari teman FB saya : 

Cerpen Award Writing Revolution Januari 2012

Deadline: 25 Januari 2012

Syarat dan Ketentuan:
  1. Terbuka untuk anggota Writing Revolution dan umum, GRATIS.
  2. Tema cerpen bebas (remaja, sastra, misteri, romantis, humor, dll.), tidak mengandung unsur pornografi dan isu SARA.
  3. Setiap peserta hanya boleh mengikutkan 1 CERPEN TERBAIKNYA, yang belum pernah dipublikasi atau diikutkan lomba dan ditulis pada bulan Desember-Januari 2012 (dengan mencantumkan tanggal penulisan di bagian akhir cerpennya).
  4. Panjang naskah cerpen 4-8 halaman spasi 2, jenis huruf TNR, ukuran 12.
  5. Cerpen ditulis dan dipublikasikan di NOTE/catatan FB lalu sebarkan sebanyak-banyaknya ke teman dan kenalannya. Harus mencantumkan informasi Cerpen Award ini bagian bawah notenya.
  6. Tulis di judul NOTE-nya: CERPEN AWARD WR: JUDUL CERPEN

Melodi Cinta Putih Abu-abu

Yuhu!!! Seru sekali membaca buku kumcer yang satu ini. Jadi teringat romantisme eh romantika *bedanya apa ya?* zaman abu-abu dulu. Maksudnya jaman masih pakai seragam putih abu-abu. Ada suka, ada cinta, ada problematika, ada ya...seabreg cerita yang tidak pernah hilang ditelan jaman.
Nah, untuk melengkapi koleksimu buku ini bisa jadi pilihan yang menarik lho.



12 Desember 2011

Be A Brilliant Writer

Menjadi moderator dalam acara bedah buku “Be A Brilliant Writer” pada hari Sabtu tanggal 10 Desember kemarin memberi kesempatan padaku untuk menggali ilmu lebih banyak. Tentu saja ilmu untuk menjadi moderator dan ilmu tentang kepenulisan.
Pembicara pada hari itu adalah penulisnya langsung, Afifah Afra. Serta satu lagi yaitu seniorku di kampus Fisip, Asri Istiqomah, S.Sos. Mereka berdua membawakan materi dengan renyah dan interaktif. (*welew, aku nulisnya kayak laporan aja nih. :-/)

9 Desember 2011

Takluk

Apa arti kata takluk?


Takluk adalah kata kerja.
1. mengaku kalah dan mengakui kekuasaan pihak yg dianggap menang; menyerah kalah kpd; tunduk kpd: Pangeran Diponegoro tidak mau -- kpd penjajah; me·nak·luk·kan v menundukkan; mengalahkan: ~ musuh; ~ nafsu; tak·luk·an n orang (daerah, negara, dsb) yg sudah ditaklukkan;
pe·nak·luk n yg menaklukkan;
pe·nak·luk·an n 1 proses, cara, perbuatan menaklukkan; 2 Pol perbuatan menaklukkan wilayah suatu negara melalui peperangan, mendapatkan wilayah secara tetap akibat dr peperangan atau penyerangan yg penuh kemenangan (http://www.artikata.com/arti-353011-takluk.html)

Ada apa dengan kata kerja yang satu ini?

5 Desember 2011

Dari satu sore di rumah ARD


Pengalaman pertama saat aku diminta ngajar privat anak kelas 5 SD.

Sore itu aku datangi rumahnya yang tidak jauh dari tempat kosku. Deg-degan, ya biasalah kalau ada perasaan nervous mau ketemu orangtuanya si anak itu. Jangan-jangan disiplin, jangan-jangan ortunya galak, dan seterusnya.
Mulai setengah jam sebelumnya aku bersama BB "Blue 'n Black" Revoku yang manis sudah menyusuri jalan menuju rumah anak itu dengan santai (sambil sesekali-seringsekali-menarik nafas dalam. HHmmmmmfffhhhhh.... Dan tepat pada jam yang ditentukan aku sudah berhasil menemukan rumah mewah yang memiliki gerbang berwarna coklat.

Kemarin ngapain aja ya??

Akhir bulan di penghujung tahun. Mengapa waktu begitu cepat berlalu? Padahal baru saja kemarin rasanya menginjakkan kaki menapaki tahun 2011. Segala hal mulai dirancang, membenahi misi pribadi, (niat) memperbaiki usaha untuk memperolah target yang telah ditetapkan. Namun rasanya belum semua terealisasi tiba-tiba saja waktu sudah berlalu begitu saja.


Lalu apa yang sudah aku lakukan hari kemarin? Ah, kalau menengok ke belakang rasanya kemarin nggak pernah ngapa-ngapain. Belum ada karya besar yang pernah dibuat. Belum ada terobosan untuk mencapai target lebih dari yang diharapkan.

3 Desember 2011

Bentang Belia 30 Hari 30 Buku! (LOMBA MENULIS NOVEL REMAJA RESMI)

oleh Bentang Pustaka

Suka Nulis?
Mau jadi penulis Best Seller?
Mau hadiah jutaan rupiah?
BISA BANGET!

Ikutkan karyamu di ajang Bentang Belia 30 Hari 30 Buku! Caranya mudah banget!


Boleh ikutan asal…
  1. Berusia minimal 13 tahun.
  2. Satu karya boleh ditulis sendiri, berdua, atau maskimal bertiga dengan teman.
  3. Boleh mengirimkan lebih dari satu karya.
  4. Mengirimkan karya novel atau kumpulan cerpen:
  5. Tema bebas seputar remaja. NO konflik, pornografi, dan SARA.

17 September 2011

Nostalgia Masa kecil


Lima Puluh Perak
            Jaman itu uang lima puluh rupiah masih sangat berharga. Itu jaman ketika aku masih culun-culunnya duduk di bangku taman kanak-kanak. Lima puluh rupiah bisa dibelikan permen kota (merknya “KOTA”)  dapat dua biji. Atau beli fujimi kemasan kecil-kecil itu juga dapat dua bungkus. Dengan kata lain satu permen atau satu bungkus fujimi itu harganya dua puluh lima rupiah. Wah, kalau sekarang seperti jaman itu, uang seribu rupiah dapat berapa aja ya? Bisa buat medali kemasan fujiminya. Hahaha….