Saya sedang banyak ide malam ini. Sampai-sampai
belum berganti berkostum saya lakoni. Haha … tidak apa-apa. Mumpung saya masih
punya kata-kata yang bisa dituliskan.
Tidak menyapamu
sampai batas waktu yang tidak ditentukan, kalimat ini saya copas dari wall teman. Kebetulan
saja, sebelumnya saya juga sempat ngobrol dengan adik perkara sapa-menyapa.
Ada tetangga saya, bahkan saudara dekat, yang
tidak mau menyapa keluarga kami. Sudah sejak lama. Perkaranya karena dia salah
paham saja. Miss communication. Akan tetapi
dia tidak mau tabayun dan keburu mutung ketika keluarga saya mau
menjelaskan duduk perkaranya. Sampai sekarang tidak mau menyapa. Sapaan kami,
senyum kami, dia tidak mau meliriknya sama sekali. Bagaimanapun kami tetap
berusaha tersenyum karena sapa dan senyum kami tidak berbayar. Dia dan
keluarganya memutuskan secara sepihak Tidak
menyapamu sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Aduh, jadi banyak pertanyaan yang ingin saya
lontarkan ke orangnya secara langsung ~ andai saja dia tidak selalu membuang
muka jika ketemu. Kadang-kadang dia juga sedikit keterlaluan, tidak menyapa, tidak
tersenyum, bahkan mengajak tetangga yang lain untuk tidak menyapa dan
menyenyumi keluarga saya. Aduh duh duh duh! Bahkan anaknya yang paling kecil
dilarang larang untuk tandang ke rumah saya, untuk makan di rumah saya, untuk
menyapa ibu saya yang notabene adalah buliknya. Ckckckckck! Astaghfirullah. Saya
makin tidak mengerti saja.
Saya cuma mau tanya, prinsip ini, di sisi manakah
kebenarannya? Bukankah lebih baik menyampaikan maksud hari kita kepada orang
lain agar orang lain bisa memahami kita dan kita bisa memahami orang lain? Bukankah kita juga bisa mengusahakan untuk menjadi manusia yang berlapang dada? Bukankah ... bukankah ... bukankah ....
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)