2 Oktober 2012

Lebih Baik Diam Saja

Kadang-kadang diam itu lebih baik, ketika sekeliling kita ternyata semrawut, kacau balau. Jika dengan bersuaranya kita, kekacau-balauan itu akan semakin parah. Kadang-kadang, saya juga lebih memilih diam ketika lawan bicara tak bisa lagi menerima argumen kita, seberapapun logis dan solutifnya. Diam, mengurut dada. Begitu juga ketika saya melihat arogansi yang tidak bisa saya lawan dengan fisik maupun kata-kata. Pilihan terbaik saya, pergi ke belakang, dan menumpahkan kedongkolan itu dengan seliter airmata.

Arogansi dalam bentuk kata-kata lebih menusuk, dalam, … dan sakit. Sungguh tidak asyik.
Sebab musababnya, apalah yang saya tahu. Sebuah kebanggaan atas status barangkali. Sebuah kedengkian juga bisa jadi. Bukankah lidah memang tak bertulang? Dan saya kira, ada salah satu hal yang menyebabkab arogansi dalam bentuk tersebut di atas, tiba-tiba meluncur deras bak anak panah yang lolos dari busurnya.

Dan menjadi korban dari sebuah kearogansian, hem … itu lebih tidak asyik lagi.

Barangkali tidak penting bagi saya untuk menggali sebab, mengapa orang-orang itu menjadi sangat percaya diri mempertunjukkan arogansinya. Barangkali juga, diam adalah lebih baik untuk saya. Buat apa saya membalasnya jika hanya akan menambah semrawut dan kacau balau? Buat apa menghabiskan energi untuk meladeni sebuah pertunjukan arogansi?  Kata-kata, argumen, pembelaan, lebih baik disimpan karena tak akan bisa dimaklumi oleh orang-orang yang tidak mengerti. Saya tak perlu bicara prinsip, oh apalagi itu.

 Bukankah lebih baik diam?

Bagi saya, diam bukan berarti tidak berbuat apa-apa. Saya hanya mengurangi waktu yang tidak berguna untuk meladeni hal-hal yang sama tidak bergunanya itu. Buat apa? Toh saya, tidak perlu membuktikan segala sesuatunya dengan kata-kata. Saya diam, tetapi melakukan aksi nyata. Kehidupan yang sudah Allah berikan untuk saya, adalah anugerah tersendiri yang harus saya syukuri dengan melakukan sesuatu yang positif dan bermanfaat. Biarkan jika mulut mereka tetap menganga. Biarkan seribu kata tak berguna terlontar sia-sia. Kata tak perlu dibalas kata. Itu makna diam untuk saya.

Semoga dengan diam, saya tidak akan melakukan hal buruk serupa kepada manusia lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)