Istilah ini saya dapat dari adik tingkat yang satu kos
dengan saya. Waktu itu dia pulang dari silaturahim ke kos yang lama. Kemudian
oleh-olehnya yang berupa sekarung cerita itu dibagi-bagi dengan saya. Saya
terima sajalah, meskipun hanya cerita. Siapa tahu saya mendapat ilmu atau
inspirasi dari cerita itu.
Nah, ternyata niat saya menjadi pendengar yang baik tidak
sia-sia. Saya jadi terinspirasi oleh istilah yang barusan saya tulis menjadi
judul coret-coretan ini, The Power of 2000. Apa tuh?
Cerita punya cerita, adik saya barusan diceritani temannya
tentang the power of 2000 ini. Seorang teman dari temannya teman kos saya itu
dia rajin menabung. Setiap mempunyai lembaran uang 20.000 ia masukkan ke dalam
celengan. Tidak peduli dua puluh ribuan yang masih baru atau yang sudah lecek.
Pokoknya ia tidak bisa untuk tidak memasukkan selembar 20.000 ke dalam
celengan.
Dari sini saya belajar, mengapa saya tidak mengambil
inspirasi dari amal baik ini dan menerapkannya dalam kehidupan saya sendiri? Ya
meskipun selama ini sebenarnya saya pernah melakukan hal itu dan belum ada yang
berhasil.
Akhirnya dengan segenap keberanian saya memulai. Awalnya
saya bingung untuk menyimpan uang saya nanti di mana. Kalau di dalam dompet,
wah itu sih sama saja. Saya hanya akan menyimpannya sampai besok pagi untuk
beli sarapan. Ya kalau tahan sampai besok pagi, dan sepertinya memang tidak
akan bertahan hingga besok pagi. So, menyimpan dengan memakai dompet?
Impossible!
Lalu saya beralih ke toples-toples bekas. Ah, tidak ada yang
menarik. Lagipula toplesnya sudah usang dan tidak layak jadi celengan. Toples,
lewat! Terpikir untuk beli. Adik saya juga baru beli celengan lucu warna ijo
yang berbentuk hati. Tapi harganya lumayan juga. Belum-belum sudah beli
celengan, bagaimana dengan uang yang mau ditabung? Ah, beli celengan baru
akhirnya juga lewat. Saya harus kreatif, cari celengan yang murah, mudah, aman
dan representatif. Hehe!
Aha, akhirnya ketemu juga. Sssst, barang antik yang akhirnya
saya temukan tidak usah saya ceritakan. Pokoknya ini adalah salah satu barang
antik koleksi saya. Dijamin murah dan ya, emm aman. Barangkali aman dari tangan
saya nantinya. Dan sedikit bocoran, namanya adalah HAZELNUT.
Kenapa pakai nama
itu?
Saya suka aja, begitu jawabannya. Pokoknya namanya hazelnut dan tidak ada
yang boleh protes.
Daaan, yiha! Akhirnya saya memulai aksi the power of 2000 di
bulan September ini. Lembar pertama 2000an yang masih lumayan baru masuk ke
dalam celengan! Plung!
Eh, 20.000 apa 2000 sih? Kok nol-nya kurang satu? Iya, kalau
saya belum berani nambah satu nol lagi di belakanganya. Dengan kebutuhan saya
untuk persiapan sidang skripsi ini, saya tidak muluk-muluk untuk nyelengi
20.000 per hari. Cukup dari 2000 dulu.
Lho, kalau 20.000 ribu, lima hari saja
sudah dapat 100.000? Kan cepet nanti banyaknya.
Iya sih. Bener juga. Tapi baru memulainya saja saya sudah
mengapresiasi diri sendiri. Jadi mulai dari yang kecil-kecil dulu saja. Saya
ingin membuktikan pada diri sendiri kalau saya bisa konsisten dengan niat saya
untuk menabung. Suatu saat nanti, barangkali kalau pendapatan saya perhari
sudah melebihi 100.000 atau 500.000 saya berani menarget lebih banyak.
So,
akhirnya hazelnut hanya menerima 2000 per hari?
Iya, begitulah. Tidak per hari
sih, ya setiap ada lembaran 2000an hazelnut akan mendapatkan jatahnya.
Kadang-kadang sih saya berat melakukannya. Kalau saya sedang
sangat butuh dan tidak ada cara lain, hazelnut terpaksa tidak saya beri makan.
Biarlah dia tunggu lembar 2000an keesokan harinya.
Lalu, kalau nanti hazelnut sudah penuh kira-kira mau buat
apa?
Buat apa ya? Hem, saya punya banyak impian. Saya ingin suatu saat nanti
hazelnut bermanfaat untuk membantu mewujudkan impian itu. Yang jelas hazelnut
itu nanti manfaatnya bisa dirasakan oleh orang-orang yang saya cintai juga.
ah, khayalan tingkat tinggi rupanya.
Ehehehehe, bukan begitu. Saya hanya ingin
belajar dulu, menata diri supaya saya bisa memetik buah dari apa yang saya
tanam. Semoga niat saya dicatat sebagai salah satu kebaikan. Dan the power of
2000 benar-benar bermanfaat. Bismillah!
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)