4 Januari 2014

(Kenapa Harus) Marah?

Kalau Hafiz sedang marah biasanya dengan polosnya akan bilang begini, ―misalnya saya lagi malas keluar padahal dia ngajak jalan-jalan, “Aku marah lho kalau Tante nggak mau jalan-jalan.” Dia seperti nggak ada beban saat mengucapkan AKU MARAH. Ah, saya juga mau ikutan kalau begitu. Kali ini saya ingin mengatakan, bahkan sambil berteriak sekencang-kencangnya, A K U M A R A H ! Whoa, kalau pas ada orang di depan saya dan melihat saya, mungkin akan terbirit-birit kabur. Takut kena getahnya. Huehehe! Nggak jadi ah teriaknya.

Eh, betewe boleh nggak sih saya marah? Sebenarnya tidak ada hal yang luar biasa yang menjadi alasan untuk melakukan hal yang membuat otot-otot jadi tegang ini. Lagipula saya tidak ingin cepat tua dengan berteriak kencang-kencang dan bilang kalau saya sedang marah. Selain itu saya juga nggak enak untuk memarahi pihak yang akan saya marahi. Jadi saya mending marah-marah di sini. Cari aman? Ah, nggak juga. Saya berharap malah dia baca dan merasa dan bertanya dan saya tidak perlu dongkol lagi. Yup! Lebih enak tidak marah.

Nah, MASALAHnya sebenarnya hanya mbulet nggak jelas. Mungkin saya yang dianggap menyebalkan dan bertingkah seperti anak kecil karena nggak mau digangguin pas lagi makan. Saya nggak pelit-pelit amat kok. Tapi masalahnya saya sedang buru-buru dan dia tidak pakai basa-basi sepatah kata pun untuk njajal makanan di piring saya. Tiba-tiba dateng dan langsung NYAM NYAM NYAM. Aduuuh kepala saya langsung TOENG!. Jelas saya merasa T E R G A N G G U. Mulai dari situ nih kemudian hal-hal kecil lain menjadi ikut-ikutan menyebalkan juga. Dia malah diam di hari-hari setelah itu. Saya coba berkelakar dia malah menantang dengan sorot mata sehoror mungkin. Kayaknya nih orang lagi peemes. Aih, saya memilih menghindar. (istighfar, istighfar, istighfar, istighfar, istighfar, istighfar―dan istighfar luebih banyak lagi).

                 Hufth, saya sebenarnya tidak ingin membiarkan setan bersorak-sorai penuh kemenangan melihat saya begitu rupa. Maka dari itu saya menulis. Biar relaks hati dan pikiran saya. Soalnya juga lagi nggak bisa ngadep dan curhat banyak-banyak. Heu….

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)