Aku masih ingin
melanjutkan berbagi ‘harta karun’. Kali ini dengan buku yang berbeda. Ini lebih
sulit kupahami dibandingkan dengan novel sebelumnya. Tentu saja, Benim Adim
Kirmizi atau My Name Is Red atau Namaku Merah Kirmizi karya Orhan Pamuk dari
Istanbul adalah pemenang hadiah nobel sastra 2006. Gaya penceritaannya memakai
POV orang pertama dengan tokoh yang berganti-ganti pada setiap bab. Jadi kamu
selain berperan sebagai pembaca juga sekaligus menjadi detektif.
Bagiku tidak mudah
memecahkan teka-teki Orhan sehingga aku sering-sering mengerutkan kening dan
tidak sabar untuk sampai pada jawaban, siapa sebenarnya si ini, si itu, dan si dia. Kadang-kadang aku lempar begitu saja bukunya jika sudah
kesal karena membaca kalimatnya berulang-ulang pun tidak ada pencerahan. Lantas
beberapa waktu kemudian, aku menyusun-nyusun alasan mengapa aku perlu
melanjutkan membaca. Eh ya, jangan tanya dulu bagaimana ringkasan ceritanya.
Aku hampir-hampir tidak paham. Sungguh, aku tidak banyak tahu.
Meskipun aku tidak
begitu paham, akan tetapi aku telah berhasil menggiring diriku sendiri untuk
bergerak melakukan sesuatu yang awalnya menurutku terasa berat, mendorong
diriku sendiri untuk penasaran, sekaligus mencari tahu apa yang unik dari novel
ini, serta membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku tidak mudah menyerah untuk
membaca sesuatu yang rumit dan detail. Selain itu, juga untuk membuktikan bahwa
aku tidak mudah dikendalikan oleh perasaan bosan. Dan akhirnya aku bahagia
karena aku berhasil menaklukkan semua itu.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)