15 Desember 2013

Masih ‘terlalu pagi’ Untuk Kukatakan Cinta (2)

....

Inilah petikan percakapan pagi itu. Topik yang selalu hangat tak lekang jaman. Kisah yang akan selalu ada. Kisah abadi dari generasi ke generasi. Sepotong kisah teman baikku, juga harapan dan pandangan-pandangannya tentang hal-hal itu.

....

Q : Tapi kalau tiba-tiba dia datang melamarmu bagaimana?

A : (diam sejenak) Belum tentu langsung kuterima.

Q : Dengan perjuanganmu untuk sabar menunggu selama ini kau masih akan menyia-nyiakannya maksudmu?

A : Bukan begitu, Teman. Aku masih harus berdo’a dulu memantapkan hati, mohon petunjuk jalan yang terbaik. Ujian itu bukan saja sesuatu yang membuatmu sengsara, tapi kadang-kadang kondisi yang menyenangkan bisa melenakan.

Q : (mengangguk-angguk sok paham)

A : Tentunya aku sangat bahagia kalau dia memang yang dipilihkan Allah untukku.

Q : Bagaimana jika kau menemukan laki-laki lain di kota itu?

A : Semua bisa saja terjadi, Teman. Itu mengapa aku takut mengatakan kalau aku mencintainya dan istilahnya itu masih terlalu pagi, karena hal apapun bisa terjadi. Aku berdo’a selama ini. Memohon agar perasaan ini tidak membawaku pada hal-hal buruk, dan jika dia memang jodohku aku berharap agar Allah menjaganya sepanjang waktu hingga tiba hari yang ditentukan saat aku dipertemukan dengannya. Mungkin saja aku menemukan laki-laki lain di kota itu, tapi aku belum bisa menjawab apa-apa, hanya saja aku tetap berdo’a agar aku selalu meniti jalan yang diridhai.

Q : (berkaca-kaca) Jadi bagaimana sekarang?

A : Kok kau yang bingung? Hehehe! Sekarang banyak berdo’a dan bersyukur, Teman. Kau pernah merasakan tidak bagaimana indahnya jatuh cinta? Cie, jangan-jangan kau sedang jatuh cinta? Itu harus disyukuri karena itu adalah karunia. Tapi jangan lupa banyak berdo’a ya.

Q : Apa kau baik-baik saja? (sedikit khawatir, trenyuh dan entahlah)

A :  (Tersenyum lebar) Aku baik-baik saja. Insyaallah akan baik-baik saja. Mintalah pada Allah agar selalu menjaga kita. Mungkin kita akan berpisah, tapi kita akan sering bertemu dalam do’a.

Q : (tak tahan untuk tidak menangis. Dalam hati berdo’a).
…………………………………………………………………………………………………………...

Q : Satu pertanyaan lagi ya. Aku dengar pernah seseorang datang dan kau menolaknya. Kau tidak menyesal? Bukan karena dia kan?

A : Itu dua pertanyaan tahu! Hehe! Emm, aku yakin untuk menjawabnya ‘tidak’. Tidak ada yang perlu disesali dengan itu. Karena ‘dia’? Tentu saja karena aku yakin aku tidak memilihnya. Hahaha! Sudahlah, lupakan itu.

Q : Kalau begitu pergilah, aku bahagia kau baik-baik saja. Jaga diri ya. Eh, ini gimana sih! Justru kau yang memberikan banyak masukan padaku. (tertawa sambil menyeka air mata)
…………………………………………………………………………………………………………...

Dan pagi yang sejuk itu beranjak siang. Selalu terselip do’a dalam setiap aktivitas. Semoga dia mendapatkan yang terbaik. Semoga ini bisa menjadi jalan ke pintu surga. (end)

4 komentar:

  1. kog aku enggak nyesek eaa...
    T.T
    normal nggak sih, aku inih?
    Normal lah... Karena saat ini, logika-ku lebih dominan dari perasaan-ku
    @.@

    #maaf kalo merusak suasana syahdu kalian, hehehehehehehehehe :D

    BalasHapus
  2. Santai aja, Sis enha. Masih dalam kategori normal kok. Hehehe ^^

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)