Long bumbung, Petasan dan kembang api
Maraknya
kembang api di bulan Ramadhan tak hanya ada di kota-kota. Tapi juga di
kampungku yang berada nun jauh di bagian timur Kabupaten Pacitan sana. Kalau jaman
dulu petasan lebih ngeksis di bulan ramadhan, sedangkan kembang api lebih seru
kalau dinyalakan pada malam Raya. Tapi seiring berjalannya waktu, petasan sudah
jarang-jarang dinyalakan oleh anak-anak. Sekali duar-duer, orang se-musholla bakalan heboh dan jerit-jerit memprotes mereka yang iseng ‘mengganggu’ jamaah shalat
tarawih.
Long
tidak jauh berbeda dengan petasan. Katanya, long juga berarti petasan. Long bumbung
adalah petasan yang terbuat dari batang bambu. Bambu dipotong, diberi lubang
pada salah satu sisi ujungnya. Cara membunyikannya adalah menyulut minyak tanah
yang sudah dimasukkan pada lubang tadi dengan api, kemudian ditiup. Bummm‼! Bunyinya
dahsyat, menjangkau jarak berkilo-kilo meter.
Tapi sekarang long bumbung sudah nggak ngeksis lagi. Minyak
tanah mahal, pren! Daripada buat beli minyak tanah buat bunyiin long, mending
ditabung nggo sangu bodo. Hehe!
Asmara
subuh
Gaya abg labil jaman dulu. Jalan-jalan pagi habis subuhan
di musholla, sambil larak-lirik cewek/cowok ‘yang dianggep’ kece sekolong
langit. Aduuh‼ Astaghfirullah! Puasa-puasa bukannya memperbanyak baca Qur’an
atau minimal pagi-pagi menyapu halaman atau mencuci piring bekas sahur semalam,
tapi malah jalan-jalan. Mending kalau bener-bener olahraga yang menyehatkan
badan dan membuat puasa jadi tambah produktif. Kalau yang ini, biasanya habis
jalan-jalan udah capek duluan. Jadi bukannya malah produktif, tapi habis
jalan-jalan langsung tepar di atas kasur.
Baju
Baru
Baju baru.. Alhamdulillah
tuk dipakai.. di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Ku tak marah kepada papa
tuk dipakai.. di hari raya
Tak punya pun tak apa-apa
Ku tak marah kepada papa
Iya, Alhamdulillah kalau pas ada rejeki bisa buat beli
baju untuk lebaran. Memang sunah kan pakai baju terbaik saat pergi shalat Idul
Fitri. Nah, kesempatan buat nyoba baju baru pertama kali. Namanya juga momen
setahun sekali, pasti senangnya bukan main.
Soto
Sampai sekarang aku tak tahu, di mana letak keistimewaan
makanan yang satu ini sehingga menjadi hidangan favorit saat momen silaturahim
di hari raya Idul Fitri. Padahal racikannya sederhana saja. Irisan kubis,
irisan tahu, mie putih/sohun, suwiran ayam, klici/kacang
goreng, irisan daun seledri, disiram kuah, ditetesi kecap, ditambahi sambal,
kalau selera tambahi nasi. Nah, apa coba yang istimewa? Mungkin karena suwiran
ayamnya ayam jawa kali ya?! Atau karena makanan sederhana ini nggak bisa
ditemui di kota-kota besar sana? Ah, nggak mungkin lah ya. Penjual soto ayam
banyak tuh di pinggir jalan. Entahlah! Tapi yang jelas memang beda kok rasanya
sama yang dijual di pinggir-pinggir jalan itu. (RASAh MBAYAR. Hehehe).
Tapi dari kesederhanaannya itu mampu memendekkan jarak
ibukota dan kampungku hingga pak dhe, pak lik, om, tante, kakak ipar, sepupu,
ponakan dan keluarganya, rela jauh-jauh menantang macet demi semangkok soto di
rumah simbah. Ah, tentu saja bukan soto satu-satunya alasan. J
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)