3 Februari 2012

Soulmeter: sebatas ide yang masih mengambang


Lebih dalam mana antara samudera dan hatimu? Pertanyaan Kanaya untuk Liana yang belum dijawab oleh Liana. Kalau boleh jujur, ia sendiri sebenarnya tidak tahu apa hatinya bisa sedalam melebihi samudera. Namun ada kata-kata entah siapa yang mencetuskan pertama kalinya. Dalamnya laut dapat diduga, dalamnya hati siapa tahu. Ia sendiri sendiri tidak bisa menebak seberapa besar perasaan laki-laki itu padanya. Seringnya mereka berinteraksi bukan membuat semuanya menjadi jelas. Apalagi ini tentang perasaan.

Adalah Kanaya, gadis keras kepala dengan segudang aktivitas. Ia adalah makhluk yang tak bisa diam melihat segala kesemrawutan yang ada di sekelilingnya, meskipun ia sendiri adalah seorang yang sungguh semrawut. Keluarganya, kuliahnya. Namun ia orang yang tidak pantang menyerah.

Sejak Kanaya masih berkostum putih abu-abu, ia memiliki perasaan mendalam terhadap seorang laki-laki yang membuatnya kagum. Kini setelah menyelesaikan studinya, ia kembali ke kampung halaman dan menemukan laki-laki itu di sana.

Cita-cita mempertemukan mereka. Membuat mereka memulai segalanya dari nol untuk memberikan kontribusi pada kampung halaman. Mereka bekerja keras hingga mengharumkan nama kampung halamannya.

Waktu tidak mengubah perasaan Kanaya terhadap laki-laki itu. Namun ia masih menemukan hal yang sama. Laki-laki itu tetap seperti dulu, angkuh dalam segala hal. Hal itulah yang membuat Kanaya selama ini hanya memendam perasaannya. Ia merasa tak mampu dan lebih jelasnya tak pernah berani mengusik laki-laki itu.

Akhirnya Kanaya terdesak oleh waktu. Waktu yang membawa usianya semakin senja. Ia harus menuruti kata-kata keluarga besarnya yang menuntut dia untuk segera menikah. Dalam keterombang-ambingan itu Kanaya tak menemukan simpati sedikitpun dari laki-laki itu. Ia masih saja terlihat kukuh tak mengerti apa yang Kanaya alami.

Tidak ada harapan lagi bagi Kanaya. Ia telah sah menjadi seorang istri dari laki-laki yang tak pernah terlintas di kepalanya. Namun perasaannya terhadap laki-laki itu tetap ada dalam hatinya. Dan kini ia terus berusaha untuk menyimpannya dalam-dalam dan mengisi hatinya dengan perasaan baru untuk menjalani hidup dalam lembaran baru. :)
--&--

Outline novel. Nggak ngerti ceritanya nyambung apa nggak sama judulnya. Tapi sejak membaca kata-kata ini jadi terinspirasi untuk membuat sesuatu yang keren dan menyentuh hati. Mungkin kalau memang benar ada alat yang bisa mengukur kedalaman hati, laki-laki itu bisa tahu apa yang Kanaya rasakan. 

Haha, sedih.

Apa endingnya Kanaya harus kehilangan laki-laki itu atau happy ending ya? Menghilangkan perasaan terhadap seseorang itu bukan perkara mudah.

Kalau happy ending berarti Kanaya dan laki-laki itu saling tahu isi hati masing-masing. Terus gimana dong? Kan Kanaya sudah menikah dengan orang lain?

:-?

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)