Saya kangen melihat pemandangan ijo royo-royo seperti pada gambar ini.
Pohon singkong, jahe, dan kacang panjang
Gambar ini saya ambil dari kebun di samping rumah
kami, beberapa bulan yang lalu sebelum memasuki musim kemarau. Saat ini
pemandangan seperti itu sudah tidak ada. Yang ada justru sebaliknya.
Sewaktu saya pulang ke kampung halaman bersamaan
dengan hari Raya Idul Adha kemarin, tanaman di sekitar banyak yang layu,
kecoklatan. Tanaman tidak segar seperti pada saat musim penghujan karena tidak
cukup mengonsumsi air.
Jangankan air untuk menyiram tanaman, air untuk
kebutuhan sehari-hari saja mencarinya membutuhkan perjuangan. Istilah dalam
bahasa Jawa, nggoleke rekoso banget.
Mencari air hingga ke sungai atau mencari sumber air yang masih mengeluarkan
air hingga jauh ke daerah pedalaman. Bagi yang memiliki fasilitas, bisa tertolong dengan memasang pipa air atau
selang. Kalau tidak ya ngangsu, atau
mengangkut air bolak-balik untuk disimpan di rumah.
Kalau ada sumber air, itupun harus berbagi dengan
orang lain karena biasanya satu kedung/sendang/kali
dipakai oleh sekelompok orang. Antri? Iya. Jadi dari mulai malam sampai
malam lagi.
Waktu kecil, saya pernah ikut dalam barisan antrian
mandi jam empat pagi. Di udara terbuka di pegunungan pada musim kemarau, mandi
jam empat pagi. Saya juga heran mengapa waktu itu saya manut-manut saja digiring bapak ke kali, bukannya minta diambilkan airnya saja lalu mandi di rumah.
Hahahaha! Brrrr!!!
Ada lagi yang khas sewaktu musim kemarau ini.
Tumbuhan rimpang daunnya mengering semua. Jadi lupa dimana posisi menanamnya
dulu. Saya yang tidak pandai bercocok tanam, diuring-uring ibu karena kelamaan mencari sebongkah kunyit untuk
bumbu masak. Aih, memalukan!
Berikutnya adalah main layang-layang atau layangan.
Biasanya lebih banyak dimainkan oleh anak laki-laki sehingga saya sendiri tidak
punya kenangan khusus yang berhubungan dengan main layangan. Mungkin nanti ya,
di masa depan, saya ingin membuat kenangan khusus bermain layang-layang. Hehe! Sekedar
informasi saja, jangankan bermain layangan, menaikkan layang-layang ke udara
saja saya tidak yakin bisa. Okelah, suatu saat nanti saya akan coba. ^^
Optimizer, apa lagi sih yang khas ketika musim
kemarau?
** Jum'at semangat!! **
Yang pasti jalanan setapak jadi berdebu. Aroma debu khas tanah yang tidak terlupakan
BalasHapusIya bener, Mas. Debunya juga beterbangan kemana-mana, jadi rempong bersih-bersihnya.
Hapus