Semanis senyum KAMMI kammi
*Untuk lomba menulis flash true story of kammi shoyyub 2012
Dalam setiap perjuangan,
pengorbanan menjadi hal yang selalu melekat. Jiwa, harta, tenaga, waktu, bahkan
lebih ekstrem lagi, nyawa! Namun di baliknya, tersimpan rasa manis yang tidak pernah
bosan untuk kita kenyam. Senantiasa akan menjadi hal yang teringat sepanjang
masa. Dan perjuangan, akan mencetak para pahlawan yang namanya harum di setiap
zaman.
Satu hal, yang bisa jadi tidak akan
mudah kulupakan sepanjang hidup. Hal itu karena manisnya pengorbanan, juga
karena indahnya ukhuwah yang menambah renyahnya snack kiloan yang menemani
syuro’ kami. Masjid Nurul Huda menjadi saksi, betapa malam yang dingin
diselingi rintik hujan tidak berarti apa-apa. Bahkan gelap gulita telah
diterangi oleh semangat kami yang menyala-nyala.
Dauroh Marhalah 1 tinggal beberapa
hari lagi. Konsep acara harus segera jadi, pembicara harus segera dihubungi,
susunan acara harus sudah difiksasi. Namun
sepertinya sudah tidak ada waktu lagi. Betapa pun, kami adalah mahasiswa yang
memiliki amanah untuk kuliah sebaik-baiknya selain mengerjakan tanggung jawab
di organisasi intra kampus. Dua hal itu seolah-olah menenggelamkan kami. Maka ketika siang hari tidak ada waktu
untuk koordinasi, pilihan terakhir adalah bermalam di masjid Nurul Huda agar pengelola
dauroh bisa bertemu.
Semangat. Itulah yang menggerakkan
kaki-kaki kami untuk menerobos badai. Tidak masalah baju menjadi basah, tidak
masalah menahan kantuk dan letih, apalagi dingin yang menggigil, semuanya
lewat. Bahkan pada akhirnya syuro’ pun kami dimulai hanya dengan peserta
beberapa orang akhwat dan satu orang ikhwan pada awalnya.
Semua karena Allah, semoga hanya
itu yang terbersit dalam niatan kami, sesuatu yang berat menjadi ringan. Hanya
dengan ini cita-cita kami akan terwujud, yaitu mengantarkan adik-adik kami ke
pintu gerbang kaderisasi kammi.
Semua itu berbuah manis. Semanis
senyum kami ketika selesai melantik para generasi penerus yang siap
menggantikan kami di masa mendatang. Lelah kami terbayar dengan janji para
anggota baru kammi yang siap membangun kammi.
Sebenarnya segala sesuatunya tidak
hanya berhenti sampai di sini. Masih banyak kerja-kerja yang belum selesai
untuk mencetak kader-kader kammi yang lebih berkualitas daripada kami. Setidaknya,
dulu telah kami mulai. Jika kami sudah tak mampu lagi untuk melanjutkan karena
usia akademis kami yang terancam selesai, harapan kami generasi luar biasa
setelah kami mampu untuk melanjutkan perjuangan hingga akhir perjalanan nanti.
Akhirnya, terimakasih telah membaca
narasi ini. Saya yakin, masih banyak kisah-kisah yang heroik dan bermutu yang
pernah kalian ukir bersama kammi.
*untuk sahabat-sahabatku pengelola deem satoe pada saat itu,
terimakasih atas ukhuwah yang indah ini.
Solo, 17 Shafar 1433 H
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)