Menjadi peje pengumpulan naskah ternyata ada tidak enaknya juga. Kadang-kadang udah sampek mentog . Teriak-teriak sampek telinga sakit nggak ada yang dengerin. Huft, padahal awal-awaL semangatnya sungguh luar biasa. Tapi memang belum sampai deadline sih! Ya positif thinking, masih pada mencari inspirasi untuk tulisan yang menarik barangkali. Harapanku sih nanti gitu. Biarpun munculnya belakangan, nanti naskahnya benar-benar yang kualifaid. Haha....
2009: Pesona Ketegasan dan Misi Mengisi Pundi-pundi LKI
Dan tarrrraaaa...kiriman pertama loh ini. Psst...jujur nih, aku belum minta izin buat diupload. Hehe, tak apalah. Nanti aku bilang sama dia. So? so...so...so...simak deh! d^_^
Bulan
8, Saat Sempurna untuk Tebar Pesona…
Lima
kali bulan delapan telah ku lalui. Sebenarnya agak memalukan tetapi lebih
banyak kebanggaan yang dapat ku ceritakan. Bermula dari Afiliasi, sampai
berganti nama menjadi osmaru. Di gerbang selamat datang ini,awalnya aku disambut bagaikan pejabat (atau artis
ya..) dan empat kali berikutnya aku menyambut bak maniak.
2007: Akukah yang Kau
Cari ??
Tebar
pesona itu ku lakukan secara pasif. Karena memang tak perlu ada ekspresi apapun
selain hanya mejadi adik maru yang patuh. Menjadi mahasiswa, lebih tepatnya
sudah diresmikan statusnya sebagai mahasiswa FISIP memiliki sebuah konsekuensi
berbagai pilihan. Di bulan delapan yang pertama ini, aku sudah terpesona dengan
keberagaman yang disajikan. Dan pastinya, aku juga ikut mempesona beberapa
penyambut. Dan kondisi saling inilah (mempesona dan terpesona) yang akhirnya
mampu mengantarkanku pada pilihan untuk berada dalam sebuah entitas.
Pesona
pertama hadir dari display semua
organisasi mahasiswa, sebenarnya sama saja dengan berbagai ekstrakurikuler yang
pernah ku ikuti. Bedanya hanya kualitas kebebasan yang lebih terasa daripada
ketika masa sekolah. Jadi ingat, kata-kata Guru SMP dulu ketika kita pernah
meminta sebuah kebebasan untuk menyelenggarakan MOS untuk siswa baru, beliau
berkata ‘besok akan ada saatnya, kebebasan menjadi milik anda. Saat Tk, Guru
akan memantau 100% setiap aktivitas, beranjak SD 75% pemantauan Guru akan
membersamai, SMP 50% kegiatan adalah tanggungjawab Guru, SMA nanti 25% dan di Perguruan
Tinggi, saat status anda mahasiswa, anda akan memiliki 100% kebebasan untuk
anda memiliki tanggungjawab atas pilihan yang telah anda pilih sendiri’. Dan,
ternyata memang terbukti. Prosentase-prosentase itu tak sekadar teori.
Now or never, tema yang menjadi jargon dan
terngiang sampai sekarang. Itulah pesona kedua yang mampu menegaskanku dalam
setiap pilihan. Terutama jika harus berpikir cepat. Karena waktu akan selalu
berlalu cepat, dan tidak ada kesempatan kedua dengan keadaan dan kondisi yang sama.
Sekarang atau tidak sama sekali,
memberikan pengaruh untuk bersegera meraih kebaikan-kebaikan. Karena setiap
yang ada di hadapan kita adalah kesempatan, jangan pernah kita anggap sebagai
beban.
Menemukan
hal-hal baru yang luar biasa, optimisme yang menggelora pun muncul. Menjadi satu
dari sekian banyak mahasiswa dari berbagai pelosok negeri, berkenalan dengan
dunia kampus, mendekati sudut-sudut terindah FISIP. Semuanya mempesona, dan
kelamaan aku tak sekadar terpesona tapi sudah jatuh cinta. Lalu kutanyakan pada
diriku sendiri ‘Akukah yang Kau Cari??’ sebagai pertanyaan bagaimana aku harus
membawa diriku pada cinta ini. Serta bagaimana aku harus berkorban untuk
memperjuangkan cintaku.
2008: Belajar Menebar Pesona
2008: Belajar Menebar Pesona
Bulan
delapan kedua, untuk pertama kalinya aku harus berlaku mempesona. Dengan
tingkat percaya diri dan kesadaran penuh, aku mencantumkan namaku sebagai tim
tebar pesona (panitia osmaru 2008.red).
Pada masa itu, aku diberi tugas untuk menjadi sekretaris yang sekaligus menjadi
tim perizinan semua hal yag berkaitan dengan pelaksanaan Osmaru. Sebenarnya
tidak nyambung juga, tapi dipaksa nyambung ternyata dapat berjalan juga.
Bersama saudari-saudariku, Yurista, Leila, dan Eno (semuanya Kom’07), kami mampu menjalankan tugas ini. Aku dan Leila lebih ditugaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan perizinan ke jajaran Dekanat dan Birokrat lain di FISIP. Di sinilah awal tebar pesona ke pejabat kita lakukan. Pendekatan mulai dari ke Pak Dekan sampai petugas pemegang kunci harus dapat berjalan. Dan, berhasil. Berbagai kemudahan kami dapatkan, mulai dari pinjaman uang, ngeprint gratis, data maru paling update,dan sebagainya. Selain juga, mendapat perpanjangan waktu untuk KRS di bagian pendidikan. Dari kerjasama yang sebentar ini, ternyata berlangsung sampai sekarang. Minimal, aku dikenal sampai sekarang sebagai anak BEM (walaupun sejak Kabinet Bersahabat 2009 sudah tidak bergabung di BEM).
Bersama saudari-saudariku, Yurista, Leila, dan Eno (semuanya Kom’07), kami mampu menjalankan tugas ini. Aku dan Leila lebih ditugaskan untuk hal-hal yang berkaitan dengan perizinan ke jajaran Dekanat dan Birokrat lain di FISIP. Di sinilah awal tebar pesona ke pejabat kita lakukan. Pendekatan mulai dari ke Pak Dekan sampai petugas pemegang kunci harus dapat berjalan. Dan, berhasil. Berbagai kemudahan kami dapatkan, mulai dari pinjaman uang, ngeprint gratis, data maru paling update,dan sebagainya. Selain juga, mendapat perpanjangan waktu untuk KRS di bagian pendidikan. Dari kerjasama yang sebentar ini, ternyata berlangsung sampai sekarang. Minimal, aku dikenal sampai sekarang sebagai anak BEM (walaupun sejak Kabinet Bersahabat 2009 sudah tidak bergabung di BEM).
Bagaimana
belajar tebar pesona itu??
Ada
sebuah kesempatan yang tak terlupakan. Aku tampil di depan tak sekadar sebagai
penggenap dalam display LKI, BEM
ataupun narsis panitia. Tapi aku ikut bergabung dalam NARUTO (nasyid rongewu
pitoe atau narsis rongewu pitoe ya), kebetulan hari itu hari Jum’at dan kami
berkesempatan show perdana sekaligus
pamungkas di moment Osmaru.’Menjadi Diriku’
saat itu benar-benar menjadi diriku (sangat terinternalisasi) dan mampu
mengalirkan energi percaya diri untuk adik-adik.
Liriknya
sebagai berikut: (bagi yang lupa atau belum tau sama sekali)
Tak seperti bintang di
langit, tak seperti indah pelangi..
Karena diriku bukanlah
mereka, ku apa adanya
Wajahku kan memang
begini, sikapku jelas tak sempurna
Ku akui ku bukan mereka,
ku apa adanya
Menjadi diriku dengan
segala kekurangan, menjadi diriku atas kelebihanku
Terimalah
aku seperti apa adanya, aku hanya insan biasa. Tak mungkin sempurna…
Tetap ku bangga atas apa
yang ku punya
Setiap waktu ku nikmati,
Anugerah hidup yang ku miliki
’Menjadi
Diriku’_Edcoustic
2009: Pesona Ketegasan dan Misi Mengisi Pundi-pundi LKI
Aku
kembali tergabung dalam gawe Osmaru
ini karena adanya delegasi dari LKI, lembaga yang telah aku ikuti sejak pertama
melangkahkan kaki ke sini. Bukan seperti pada saat pertama ketika masih belajar
tebar pesona, pada tahun ini aku harus benar-benar memberikan kesan pada setiap
adik yang melihatku.Aku diberikan amanah menjadi staf sie acara.
Berbincang
tentang jobdesk, ada sebuah tugas di Osmaru 2009 ini. Sebagai staf sie acara
aku juga turut bertanggungjawab atas kelancaran acara. Aku bekerjasama dengan
orang-orang baru, termasuk adik-adik 2008 yang membutuhkan bimbingan. Tim Acara
ini terdiri dari Rahma, Dimas, Hartono, Ikhsan, Farisda, Phytag dan Zahra;
tujuh orang yang harus mengendalikan acara selama tiga hari. Sesuai karakter,
akhirnya sepanjang tiga hari aku didaulat untuk menjadi Timer. Dan posisi inilah yang menjadi proklamasi penguatan atas
karakter tegas dalam diriku.
Protes
dan pujian menjadi respon atas ketegasan itu. Tapi tak apalah, untuk kebaikan
bersama, aku menerima setiap pro dan kontra. Ada sebuah pernyataan dari
seseorang yang berasal Ormawa X, disampaikan pada akhir 2010, dia menyatakan
bahwa aku sangat galak dan membuatnya takut pada saat Osmaru. Tak dapat
dibayangkan kalau kita akan saling mengenal bahkan bekerjasama. Beberapa maru
yang akhirnya menjadi adik AAI pun tidak membayangkan akan mendapat mentor yang
ganas di depan forum tetapi lembut dalam penyampaian asistensi. Atau juga
beberapa maru yang kemudian ikut dalam magang LKI, mereka pun pada awalnya
sangat takut untuk berada dekat denganku. Tetapi pada akhirnya mereka semua
memahami, bahwa apa yang ditampilkan di depan tidak selamanya akan
tertampilkan. Manusia memiliki berbagai sisi untuk dapat memainkan karakternya
sesuai tuntutan peran yang seharusnya.
2010: Pesona FRAKSI dan
Ibu Peri sampai Moewardi
Saat
itu, aku semester 7. Generasi-generasi baru sudah banyak bermunculan, akan
tetapi peran dalam proyek osmaru ini masih membutuhkan sentuhan pasif kami. Aku
sebagai orang yang masih mempunyai kecintaan akan Osmaru memberikan kesadaran
lagi untuk mendaftar sebagai Pendamping, yang bertugas membersamai adik-adik
maru sepanjang Osmaru. Pastinya sambil tebar pesona juga.
Pertama
kali, yang paling ku ingat adalah pertanyaan salah satu adik maru putra tentang
amanahku. Dia menebak, aku adalah seorang ketua akhwat di rohisnya FISIP. Ya,
dia benar, tetapi langsung dibantah sendiri dengan mengatakan ‘Masa, gak
nyangka. Emang FISIP separah apa?’. Ku jawab saja, masuklah Rohis dan buktikan
sendiri separah apa keadaan FISIP. (Hingga saat ini, aku tidak pernah
menemukannya di LKI dan aku meyimpulkan sendiri kalau dia lebih parah dari
kondisi FISIP karena tidak berani ikut memperbaiki ‘parahnya FISIP’).
Pada
perjuangan kali ini,acara juga melewati hari Jumat, yang artinya ada sesion
khusus untuk putri. Aku, yang memang masih beramanah dalam lembaga sebagai
pemimpinnya para akhwat (putri) mencoba mengajak semua elemen akhwat untuk
bersama-sama tebar pesona. Menebarkan informasi tentang aktivitas-aktivitas
kami, forum angkatan muslim, promosi FRAKSI secara besar-besaran, sampai pamer
persahabatan kami. Jabatan kami pun tak luput untuk kami perkenalkan, semua itu
hanya memiliki tujuan yang satu yaitu untuk mendorong adik-adik maru agar dapat
ikut terlibat ormawa-ormawa yang kami ikuti.
Sebuah pertanyaan paling mengesankan adalah ‘Dimana sekre FRAKSI?? Kami ingin ikut kegiatan di FRAKSI’. Batinku pun hanya menjawab, FRAKSI memang lebih popular dan lebih mempesona daripada LKI.
Di akhir acara, seperti biasa shock therapy dilakukan oleh SC dengan tujuan (barangkali) tebar pesona juga. Beberapa adik maru mulai over shock, dan dua diantaranya akhirnya pingsan akibat kepemilikan penyakit asma. Saat itu, tak terpikirkan apapun,. Secara heroik, aku lari ke depan dengan mengajak sahabatku, Diyah yang kebetulan berada di dekatku. Ada perasaan sangat tidak rela ketika melihat para cowok hampir mengangkat adik maru putri yang pingsan. Dengan teriakan yang cukup keras, aku menggagalkan niatan baik mereka dan pada akhirnya aku mengerahkan adik-adik maru untuk ikut mengangkat yang pingsan ini. Mereka hanya bisa melihat terpana, apalagi melihat keadaan kami yang terlihat payah juga.
Bersama Bu Yatmi, Diyah dan panitia lain yang aku juga tidak tahu sie apa, yang penting bisa mengemudikan mobil. Aku mengantarkan sampai ke UGD Moewardi. Sampai disini ternyata masih ada satu pasien lagi yang harus kami angkut. Singkat cerita karena agak lupa juga kronologi pasien kedua ini, aku berada di UGD Moewardi menunggu sampai mereka dijemput oleh keluarga mereka masing-masing.
Sebuah pertanyaan paling mengesankan adalah ‘Dimana sekre FRAKSI?? Kami ingin ikut kegiatan di FRAKSI’. Batinku pun hanya menjawab, FRAKSI memang lebih popular dan lebih mempesona daripada LKI.
Di akhir acara, seperti biasa shock therapy dilakukan oleh SC dengan tujuan (barangkali) tebar pesona juga. Beberapa adik maru mulai over shock, dan dua diantaranya akhirnya pingsan akibat kepemilikan penyakit asma. Saat itu, tak terpikirkan apapun,. Secara heroik, aku lari ke depan dengan mengajak sahabatku, Diyah yang kebetulan berada di dekatku. Ada perasaan sangat tidak rela ketika melihat para cowok hampir mengangkat adik maru putri yang pingsan. Dengan teriakan yang cukup keras, aku menggagalkan niatan baik mereka dan pada akhirnya aku mengerahkan adik-adik maru untuk ikut mengangkat yang pingsan ini. Mereka hanya bisa melihat terpana, apalagi melihat keadaan kami yang terlihat payah juga.
Bersama Bu Yatmi, Diyah dan panitia lain yang aku juga tidak tahu sie apa, yang penting bisa mengemudikan mobil. Aku mengantarkan sampai ke UGD Moewardi. Sampai disini ternyata masih ada satu pasien lagi yang harus kami angkut. Singkat cerita karena agak lupa juga kronologi pasien kedua ini, aku berada di UGD Moewardi menunggu sampai mereka dijemput oleh keluarga mereka masing-masing.
Ternyata
pengorbanan meninggalkan acara closing
Osmaru 2010 membawa hikmah yang mendalam juga. Salah satu dari mereka pada
akhirnya menjadi adik AAIku, yang di awal dia langsung menceritakan kesan
pertama bertemu denganku yang katanya bagaikan ibu peri, dan satunya lagi
merupakan putri dari Bu Endang (pendidikan), yang sampai sekarang aku selalu
terlayani dengan baik jika harus berurusan dengan pendidikan.
2011: Pesona Seorang
Ustadzah, Tempatnya Berkeluh Kesah
Pada
hari ini kusempurnakan pesona yang memang sudah seharusnya tersempurnakan. Aku
harus mengakhirkan segala tebar pesona untuk moment Osmaru ini. Inilah kesempatan terakhir itu, di awal semester
9. Waktu yang sebenarnya sudah tidak seharusnya aku membersamai di sini. Tapi
masih ada kewajiban lagi yaitu menjadi mentor di pagi Ramadhan. Satu-satunya
pekerjaan yang masih cukup bisa diterima logika. Dengan membahasakan diri
diperbantukan, pagi itu tiba-tiba aku harus berubah seketika menjadi sosok
ustadzah, tempat para maru bertanya dan berkisah. Pada awalnya, niatannya
adalah promosi Biro AAI tapi pada akhirnya menjadi forum konsultasi. Mulai dari
aspek Ibadah sampai pada aspek muamalah, berbagai ilmu Fiqh pun harus diasah
dalam ingatan.
Dan, syukurlah semua dapat terlewati. Pertanyaan-pertanyaan mampu ku jawab, dan selanjutnya aku pasti lulus. Pertemuan pada saat itu memang singkat, tetapi mampu menebarkan pesona. Sampai saat ini, selalu ada pertanyaan yang mampir ke inbox hp menanyakan hal-hal yang berbau religi. Baik itu dari adik-adik AAI, adik mentor pagi maupun teman-teman mereka yang lain. Kalau boleh akan ku sampaikan, afwan jika sms adik-adik tidak dapat langsung direply, karena keterbatasan ilmu yang ku miliki. Jadi harus nyari-nyari dulu ke sumber yang valid. ^_^
Dan, syukurlah semua dapat terlewati. Pertanyaan-pertanyaan mampu ku jawab, dan selanjutnya aku pasti lulus. Pertemuan pada saat itu memang singkat, tetapi mampu menebarkan pesona. Sampai saat ini, selalu ada pertanyaan yang mampir ke inbox hp menanyakan hal-hal yang berbau religi. Baik itu dari adik-adik AAI, adik mentor pagi maupun teman-teman mereka yang lain. Kalau boleh akan ku sampaikan, afwan jika sms adik-adik tidak dapat langsung direply, karena keterbatasan ilmu yang ku miliki. Jadi harus nyari-nyari dulu ke sumber yang valid. ^_^
Osmaru,
selalu indah untuk dikenang. Apapun peran kita disana, selalu ada manfaat yang
bisa kita berikan dan pastinya, kita peroleh. Untuk yang masih berkesempatan
menikmati moment osmaru, selamat menebarkan pesona.
Semoga,
Osmaru FISIP 2012 masih ada tentara-tentara yang siap tebar pesona secara ikhlas…
Jika segalanya Lillah, maka bonus dunia akan selalu mengikuti.*** (everest)
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung. Mohon tinggalkan pesan jika berkenan. :)